Hemat penulis, APBN juga perlu terlibat turut memberikan sumbangsih dana yang nyata untuk mendukung musisi. Jangan rakyat kecil juga ditarik-tarik hingga tercekik akibat ulah aturan royalti ini.Â
Tidak perlu membentuk badan baru untuk mengganti yang sudah ada. Kita perlu memastikan lembaganya bersih dari berbagai kepentingan entah dari kepentingan partai politik hingga kepentingan kantong pribadi.Â
Orientasi kita jelas: musisi sejahtera, lembaga kredibel dan rakyat tidak jadi tumbal bulan-bulannya. Ini catatan penting bagi regulator dalam hal ini LMKN (Lembaga Menejemen Kolektif Nasional).
Peran Musisi Untuk NegaraÂ
Kita bisa melihat semua lebih jernih. Jangan pernah mengecilkan profesi apa pun. Termasuk musisi dalam hal ini, sebagai seniman.
Diplomat "budaya" sebuah negara itu adalah seniman. Musisi juga bisa menjadi senjata ampuh yang menggerakkan hati serta menjadi "aktor diplomasi" bangsa.
Bagaimana bisa? Kita jangan jauh-jauh mengambil contoh. Sederhananya, bahkan musik dan film K-Pop, Hollywood, dan Bollywood sudah lama menjadi senjata budaya yang "menyusup" ke dalam hati dan benak banyak negara di seluruh dunia.
Senerai Penutup: Musik dan Kemerdekaan untuk SemuaÂ
Pada abad 20 di Eropa dan Amerika, menyatukan budaya kopi (coffe shop) dengan musik dan pertunjukan budaya. Semoga ini menjadi gambaran jelas bahwa sejatinya musik itu instrumen menyatukan banyak hal.
Penulis yakin bahwa musisi (bahkan sebagian besar seniman) sepakat musik harusnya menyentuh akar rumput, singgah di telinga semua kalangan, termasuk masyarakat kecil sekalipun.
Sekali lagi, kesejahteraan milik semua. Mulai sekarang, biarkan musik memerdekakan musisi juga rakyatnya. Jangan justru menjadi beban buat kita!
Salam,
a.r 2025
Alun-Alun Jombang, Jawa Timur