Mohon tunggu...
Subhan Alba Bisyri
Subhan Alba Bisyri Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN

FISIP

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bahaya Tamak

5 Agustus 2023   03:00 Diperbarui: 5 Agustus 2023   03:47 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahayanya Tamak

Tamak atau serakah, sangat berbahaya bagi kehidupan manusia, kenapa ada korupsi? Itu karena tamak, serakah, bukan kurang duit, bukan kurang kaya, tapi serakah. Bagaimana tidak serakah, sudah jadi menteri tapi malah korupsi, sudah jadi gubernur malah korupsi? Itu bukan karena kurang tapi tamak, serakah.

Tamak, dalam banyak konteks, merujuk pada keinginan yang berlebihan untuk memiliki lebih banyak harta, kekuasaan, atau kesenangan. Tamak merupakan sifat manusia yang seringkali membawa dampak negative, baik bagi individu itu sendiri maupun masyarakat di sekitarnya.  tulisan ini, akan melihat bahaya-bahaya tamak dan bagaimana dampaknya dapat merusak kerangka sosial dan moral kita.

Pertama, Pengertian Tamak
Tamak memiliki arti perbuatan yang serakah, yang mengarah pada akumulasi yang berlebihan dan tidak terbatas dalam hal materi dan kekuasaan. Tamak sering kali muncul sebagai akibat dari ketidak puasan dan dorongan yang kuat untuk memiliki lebih, tanpa memperhatikan dampaknya terhadap orang lain atau masyarakat secara umum.

Kedua, Bahaya Tamak:
1. Merusak Relasi Sosial:
Tamak bisa merusak relasi sosial di antara individu-individu dalam masyarakat. Ketika seseorang terlalu tamak, mereka cenderung melupakan nilai-nilai empati dan kerja sama. Mereka lebih fokus pada kepentingan pribadi mereka sendiri, tanpa peduli dengan kebutuhan atau keinginan orang lain. Sikap tamak tersebut dapat menciptakan ketidakharmonisan dan konflik dalam hubungan interpersonal, yang pada gilirannya merusak kestabilan sosial suatu komunitas.

2. Mendorong Kesenjangan Sosial:
Sikap tamak juga berkontribusi pada kesenjangan sosial yang semakin membesar. Ketika individu-individu bersikap tamak dan terus-menerus mengejar harta dan kekayaan secara berlebihan, kesenjangan antara kaum kaya dan kaum miskin menjadi semakin lebar. Kesenjangan ini mencerminkan ketidakadilan dalam distribusi kekayaan dan peluang, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan konflik dan ketidakstabilan sosial.

3. Merusak Etika dan Moral:
Selain merusak interaksi sosial dan menciptakan ketidakadilan, tamak juga dapat merusak etika serta moral seseorang. Ketika seseorang terlalu banyak memikirkan keuntungan pribadi dan tertarik hanya pada harta dan kekuasaan, nilai-nilai moral dan etika seringkali menjadi kurang penting. Keinginan untuk mendapatkan lebih banyak dapat menggantikan prinsip-prinsip moral yang seharusnya menjadi panduan dalam hidup.

4. Mengorbankan Kesehatan dan Keseimbangan Hidup:
Tamak dapat berdampak buruk pada kesehatan dan keseimbangan hidup seseorang. Sering kali, individu yang tamak mengabaikan aspek-aspek kehidupan penting seperti kesehatan fisik, kehidupan keluarga, dan waktu luang. Mereka terlalu fokus pada pencapaian material dan tidak menyadari bahwa keseimbangan hidup adalah kunci kebahagiaan dan pemenuhan diri yang sejati.

Jadi , kesimpulannya Penting bagi kita untuk menyadari bahaya tamak dan mengembangkan kesadaran diri yang lebih tinggi tentang pentingnya memiliki kepuasan dalam hidup tanpa menjadi tamak.

Tamak tidak hanya membahayakan individu yang bersifat tamak, tetapi juga bisa menyebabkan kerugian bagi masyarakat secara keseluruhan. Karena itu, penting bagi kita untuk berusaha mencapai keseimbangan antara keinginan pribadi dengan kebutuhan dan kesejahteraan orang lain.

Waspada dengan Tamak, serakah, itu penyakit hati yang sangat berbahaya. (Jakarta 05.08.2023. Subhan Al Bisyri)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun