Mohon tunggu...
AL AZHAR ASY SYARIF SUMUT
AL AZHAR ASY SYARIF SUMUT Mohon Tunggu... Official Pemberitaan Sekolah Islam Masa Depan Al-Azhar Asy-Syarif Boarding School Sumatera Utara (AAIBS)

Official Pemberitaan Sekolah Islam Masa Depan Al-Azhar Asy-Syarif Boarding School Sumatera Utara (AAIBS)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inspirasi Muhammad Nurul Fikri Saragih: Raih Medali Emas English MSO 2025 dengan Filosofi Pendidikan Berbasis Minat

29 September 2025   14:05 Diperbarui: 29 September 2025   14:05 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inspirasi Muhammad Nurul Fikri Saragih: Raih Medali Emas English MSO 2025 dengan Filosofi Pendidikan Berbasis Minat (Foto: AAIBS)

Prestasi membanggakan datang dari Muhammad Nurul Fikri Saragih, siswa yang berhasil meraih Gold Medal bidang English dalam ajang bergengsi Merdeka Science Olympiad (MSO) 2025. Kisah perjuangannya menjadi bukti nyata bagaimana minat yang didukung dengan tepat dapat melahirkan prestasi luar biasa. 

Perjalanan Menuju Prestasi Gemilang

Fikri mengaku sangat bahagia ketika namanya diumumkan sebagai pemenang medali emas. "Happy," jawabnya singkat namun penuh makna saat ditanya tentang perasaannya saat pengumuman. Kebahagiaan ini merupakan puncak dari proses panjang perjuangan yang dijalani dengan penuh semangat.

Dalam mempersiapkan diri menghadapi kompetisi ini, Fikri mengandalkan metode pembelajaran yang fokus dan intensif. "Banyak latihan dengan ustadzah Medi," ungkapnya. Pendekatan personal dengan pembimbing yang kompeten ternyata menjadi kunci suksesnya dalam mengasah kemampuan bahasa Inggris hingga tingkat olimpiade.

Yang menarik, Fikri mengaku tidak mengalami tantangan berarti selama proses belajar maupun saat lomba. "Saya merasa tidak ada tantangan yang berarti. Jalani dengan happy," katanya dengan santai. Sikap positif dan menikuti proses inilah yang membuatnya mampu melewati setiap tahapan kompetisi dengan tenang dan percaya diri.

Dukungan Sistematis dari Keluarga

Di balik prestasi gemilang Fikri, terdapat peran penting dari tiga pilar utama dalam hidupnya. "Ustadzah Medi, ummi dan ayah," sebutnya saat ditanya tentang sosok yang paling berperan dalam kesuksesannya. Kombinasi antara pembimbing profesional di sekolah dan dukungan penuh dari keluarga menciptakan ekosistem pendidikan yang ideal.

Orang tua Fikri mengaku sangat bangga sekaligus terharu dengan pencapaian anak mereka. "Pasti bangga dan terharu," ujar mereka dengan mata berkaca-kaca. Namun di balik kebanggaan itu, tersimpan filosofi pendidikan yang menarik.

Filosofi Pendidikan Tanpa Paksaan

Salah satu hal yang menarik dari kisah Fikri adalah pendekatan pendidikan yang diterapkan orang tuanya. Mereka mengaku tidak banyak berperan dalam pendampingan belajar Fikri secara langsung. "Karena Fikri menguasai bahasa Inggris sudah sejak balita secara otodidak, tanpa bantuan berarti dari kami. Karena kami tidak menguasai bahasa Inggris," jelas orang tuanya dengan jujur.

Alih-alih memaksakan kehendak, orang tua Fikri memilih untuk menjadi fasilitator yang baik. "Kami hanya memfasilitasi dan meluangkan waktu dan tenaga semaksimal yang dia butuh untuk kebutuhannya mengikuti setiap perlombaan. Juga kami selalu ada setiap dia butuh teman diskusi," tambah mereka.

Prinsip pendidikan yang mereka tanamkan sangat sederhana namun powerful: "Kami selalu sepakat untuk tidak membebani Fikri dengan tuntutan prestasi dalam bidang yang dia tidak minat. Fokus mendukung dan memfasilitasinya dalam bidang yang dia minat saja, contohnya bidang bahasa Inggris."

Mereka meyakini setiap anak memiliki kecerdasan uniknya masing-masing. "Kami yakin semua anak pintar dalam bidangnya masing-masing. Maka asah terus bidang yang dikuasai sampai benar-benar jadi ahli," pungkas orang tua Fikri dengan bijak.

Tantangan dan Cara Mengatasinya

Meski terlihat mulus, perjalanan Fikri tidak sepenuhnya tanpa hambatan. Orang tuanya mengungkap dua tantangan utama yang mereka hadapi:

  1. Mood Swing Fikri: "Fikri yang mood-nya naik turun kadang jadi kendala untuk dia memutuskan akan ikut perlombaan."
  2. Keterbatasan Orang Tua: "Kendala pada kemampuan kami sebagai orang tua yang tidak menguasai bahasa Inggris. Jadi sangat sedikit yang kami bisa bantu untuk Fikri latihan berkomunikasi dalam bahasa Inggris di luar jam sekolah."

Untuk mengatasi tantangan mood swing, mereka memilih untuk memberikan ruang bagi Fikri sambil terus memberikan dukungan psikologis. Sementara untuk keterbatasan bahasa, mereka memaksimalkan peran sebagai pendengar yang baik dan menyediakan sumber belajar yang dibutuhkan.

Pesan Motivasi untuk Teman Sebaya

Sebagai siswa berprestasi, Fikri memiliki pesan khusus untuk teman-temannya: "Memberi semangat dan meyakinkan mereka bahwa mereka bisa meraih prestasi di bidang yang mereka sukai." Pesan singkat ini mengandung filosofi mendalam tentang pentingnya menemukan dan mengembangkan passion.

Harapan Masa Depan yang Cerah

Prestasi gemilang di MSO 2025 membuka banyak peluang bagi Fikri. Orang tuanya memiliki tiga harapan besar untuk masa depan anaknya:

  1. Beasiswa Pendidikan: "Dengan pencapaian Fikri sekarang dan kedepannya akan menjadi portofolio bagi Fikri untuk lebih mudah mendapat beasiswa dalam dan luar negeri di sekolah-sekolah yang sesuai dengan minat bakat dan cita-citanya."
  2. Pertukaran Pelajar Internasional: "Berharap Fikri bisa ikut dalam kegiatan-kegiatan pertukaran pelajar skala internasional dari prestasinya ini."
  3. Kontribusi Sosial: "Sangat berharap bahwa kemampuannya di bidang bahasa Inggris ini mampu membawanya menebar manfaat sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya."

Fikri sendiri memiliki cita-cita yang luar biasa: ingin menjadi astronot. Penguasaan bahasa Inggris yang mumpuni tentu akan menjadi modal berharga dalam mewujudkan mimpi menjelajahi angkasa ini.

Pelajaran Berharga dari Kisah Fikri

Kisah Muhammad Nurul Fikri Saragih memberikan beberapa pelajaran berharga:

  1. Pentingnya Mengenali Minat Anak: Setiap anak memiliki bakat unik yang perlu dikenali dan diasah dengan tepat.
  2. Peran Orang Tua sebagai Fasilitator: Orang tua tidak harus menjadi ahli dalam setiap bidang, cukup menjadi pendukung dan penyedia fasilitas.
  3. Pembelajaran Berbasis Kebahagiaan: Proses belajar yang dilakukan dengan senang hati akan lebih efektif daripada yang dipaksakan.
  4. Manfaat Jangka Panjang Prestasi: Prestasi bukan hanya tentang penghargaan saat ini, tetapi investasi berharga untuk masa depan.

Prestasi Muhammad Nurul Fikri Saragih dalam MSO 2025 bukan sekadar keberuntungan semata, melainkan hasil dari proses pendidikan yang sehat dan dukungan sistematis dari lingkungan terdekat. Filosofi pendidikan berbasis minat yang diterapkan keluarganya menjadi inspirasi bagi banyak orang tua dalam mendampingi anak-anak mereka mengembangkan potensi terbaik.

Bagi siswa lainnya, kisah Fikri membuktikan bahwa dengan menemukan passion, didukung lingkungan yang positif, dan dibarengi kerja keras, setiap orang bisa meraih prestasi gemilang di bidang yang mereka cintai. Seperti pesan Fikri: percayalah bahwa Anda bisa meraih prestasi di bidang yang Anda sukai!

*****

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun