Sejarah mencatat banyak tokoh yang mampu memadukan agama dengan ilmu pengetahuan.
Ibnu Sina, seorang ulama besar sekaligus ilmuwan, ahli matematika, filsafat, dan kedokteran. Ia membuktikan bahwa kecerdasan tidak membuatnya jauh dari agama, justru semakin menguatkan imannya.
Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan Indonesia, pernah berkata: "Ilmu tanpa budi pekerti ibarat pisau di tangan orang gila." Artinya, kecerdasan tanpa akhlak bisa membawa bahaya besar.
Tokoh-tokoh ini menjadi teladan bahwa agama dan ilmu pengetahuan adalah pasangan yang tak terpisahkan.
Pesan Khusus untuk Generasi Z
Ustadzah Zhian menekankan bahwa generasi muda saat ini hidup di era digital dan teknologi. Santri dituntut untuk menguasai sains, teknologi informasi, dan kecerdasan buatan. Namun, semua pencapaian tersebut harus tetap dibingkai dengan ketaatan ibadah.
"Kalian boleh bercita-cita menjadi dokter, insinyur, programmer, atau arsitek. Tapi jangan lupa untuk selalu menjadi manusia yang beriman, bertanggung jawab, dan jujur," pesan beliau.
Beliau menegaskan bahwa bangsa Indonesia tidak hanya membutuhkan generasi yang pintar secara akademis, tetapi juga generasi yang memiliki hati bersih, akhlak mulia, dan mampu menjadi teladan di tengah masyarakat.
Pendidikan Al-Azhar Asy-Syarif: Ilmu Dunia dan Akhirat
Pendidikan di Sekolah Islam Al-Azhar Asy-Syarif memang dirancang untuk menyeimbangkan ilmu dunia dan ilmu akhirat. Santri tidak hanya belajar matematika, sains, dan teknologi, tetapi juga memperdalam Al-Qur'an, hadits, fiqih, dan bahasa Arab.