Masjid Al-Adyan di Sekolah Islam Masa Depan Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara menggelar khutbah Jumat yang penuh makna (29/8/2025). Tiga santri unggul ditunjuk sebagai pengisi khutbah: Raja Amjad kelas XII Ibnu Khaldun sebagai khatib dan imam, M. Aflah Fairuz IX (Kelas Zubair bin Awwam) sebagai pemandu dzikir dan doa, serta Alvio Rakha Raffasya IX (Kelas Zubair bin Awwam) sebagai muadzin. Khutbah bertema "Pentingnya Memanfaatkan Waktu" ini menjadi peringatan keras bagi jamaah tentang nilai tak ternilai setiap detik kehidupan.
Penunjukan tiga santri sebagai pengisi khutbah Jumat menjadi bukti nyata komitmen Al-Azhar Asy-Syarif dalam mencetak generasi muslim yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga mumpuni dalam kepemimpinan spiritual. Raja Amjad XII dari Kelas Ibnu Khaldun yang bertindak sebagai khatib dan imam menunjukkan kematangan spiritual di usia muda.
Sementara itu, M. Aflah Fairuz dan Alvio Rakha Raffasya dari Kelas Zubair bin Awwam yang memimpin dzikir dan azan menunjukkan kesiapan mereka menjadi penerus dakwah. Penunjukan santri sebagai pengisi khutbah Jumat adalah bagian dari kurikulum keagamaan kami yang bertujuan membentuk karakter dan kemandirian spiritual sejak dini.
Dalam khutbahnya yang disampaikan dengan penuh wibawa, Raja Amjad  menekankan betapa pentingnya memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Ia membuka khutbah dengan pujian kepada Allah SWT yang telah menciptakan alam dan seisinya, serta mengingatkan jamaah tentang nikmat iman, Islam, dan kesehatan yang harus disyukuri.
"Kita perlu menyadari bahwa waktu ini terus berlalu dan tidak akan pernah kembali. Pada kesempatan yang sama, sebetulnya porsi usia kita makin berkurang," tegas Raja Amjad di hadapan jamaah yang memadati Masjid Al-Adyan yang terdiri dari murid SD Islam, SMP Islam, MA, Guru dan Staff Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara.
Mengutip Surah Al-'Ashr ayat 1-3, Raja Amjad menekankan bahwa manusia berada dalam kerugian kecuali mereka yang beriman dan beramal saleh, saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. " " (Tidak akan pernah kembali hari-hari yang telah berlalu), ucapnya.
Dalam khutbahnya, Raja Amjad menggunakan metafora menarik tentang waktu. "Waktu diibaratkan seperti pedang; bila tak pandai menggunakannya ia akan melukai pemiliknya," ujarnya. Ia menjelaskan bahwa hidup ini sejatinya hanya menunggu waktu, sementara manusia tidak pernah tahu kapan waktu itu akan tiba.
"Kematian tidak pernah memihak dan berkompromi terhadap usia. Anak-anak, tua, muda bila waktunya sudah tiba, kita tidak bisa berbuat apa-apa," tambahnya.
Raja Amjad juga mengutip hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan bahwa manusia terbaik adalah mereka yang diberi umur panjang dan digunakan untuk kebaikan, sementara manusia terburuk adalah mereka yang diberi umur panjang tetapi digunakan untuk keburukan.