Mohon tunggu...
Alan Naufal
Alan Naufal Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis di Bulak sumur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Monopoli Surga, Justifikasi Dosa

2 Februari 2016   20:01 Diperbarui: 2 Februari 2016   20:17 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masuk organisasi yang namanya rohani islam, menurut saya adalah sebuah hutan antah berantah yang mungkin akan menambah rasa kritis saya terhadap islam. Tentu yang saya menghendaki untuk menerima ilmu. Tapi yang terjadi sebaliknya, kami malah dipandang lebih tentang pengetahuan akan islam, Meskipun kita ini sebenarnya sama saja masih "amburadul". Meskipun terpaksa ataupun tidak terpaksa, sungkan ataupun tidak sungkan, mestinya anak rohis lebih sering datang ke pengajian. Untuk melaksanakan tujuan utamanya sebagai orang yang menghendaki ilmu. Suatu forum yang seharusnya meningkatkan "ajining urip". 

Monopoli Surga

Semakin lama saya ikut organsasi ini semakin terasa pula mainstreamnya, meskipun saya sendiri berusaha tetap pada rasionalitas dan kehendak tuhan untuk tidak terhanyut didalam mainstream-nya. Organisasi ini sadar ataupun tidak sadar akan terpatok pada yang namanya program kerja. Bagian dari sistem yang memudahkan penilian di akhir tahun, yang menurut saya pun amat sangat tidak pas dengan organisasi yang menurut saya lebih ke urusan sosial daripada administratif, karena program kerja ini membuat kita melupakan aspek maupun konten yang terisi, tanpa pembangunan intelektual, dan hampa. Karena semua anggotanya hanya mematok untuk menggugurkan kewajiban sebagai pelayan umat. Semua dilaksanakan dengan sesuatu yang asal beres, tidak mendalam, tidak terbuka, dan beku dalam posisi yang menurut saya: membuat rohis ini sebgai organisasi yang kebanyakan orang orangnya tidak terlibat langsung dalam masyarakat. Dakwahnya bersifat verbal. Amat tidak menggunakan sisi estetika, hobinya pun menyuguhkan ayat ayat yang kalau dibaca orang awam yang tidak smpurna instalasi teknologi pemahamannya, menjadi dangkalan dangkalan pemikiran yang membuat yang disuguhi, bukan saja mulas tapi juga muntah.

Kebanyakan rohis menunjukan ketidak berpuasaannya terhadap menentukan halal haram serta sering sekali terlihat memonopoli surga seolah surga itu telah dikapling buat para pembela Allah. Padahal dibela ataupun tidak sungguh itu tidak mengurangi eksistensi-Nya dialam semesta ini. Sebagaimana agama telah dibuat-Nya untuk menyadarkan anda atas keberadaanmu di dunia, sebuah bagian dari milyaran galaksi sebagai wujud dari rahmat tuhan. 

Robekan Ayat Ayat Semesta

Kalau anda pernah membaca betul sejarah Majapahit, ketika pada klimaks sejarahnya, anda akan melihat betapa tidak digubrisnya islam karena betapa keringnya pekerjaan pedagang dari sentuhan setuhan konsep ketuhanan. Dalam anggapan orang majapahit pada masa itu kasta terbawah ialah kasta para pedagang. Tepatnya dibawah dan terbawah. karena masyarakat saat itu menyadari bahwa bahanyanya agama yang dibawa pedagang. Bisa dijual itu agama dengan manipulasinya yang apik. Filter intelektual pada masa itu amat sangat canggihnya. Sebuah konsep yang tertata secara mujur yang dikonsep oleh sang mahapatih. Gajah Mada sendiri ialah seorang petapa dan rohaniawan ulung. Badannya kurus dan tidak doyan dengan kepalsuan kepalsuan dunia yang memuakkan. Sehingga semangat pemersatuan ia sumphkan dalam wujud konkret, sehingga bukan kolonialisme yang terjadi. Majapahit pada saat itu bisa menjadi wadah berbagai lini pemikiran dan pendapat, sehingga bisa diterima di seperdelapan belahan dunia tenggara. Saking dahsyatnya, membuat bangsa indonesiapun kini lupa dengan keberadaannya, menjadi sempalan sempalan nusantara, yang lupa akan sejarahnya. Retakan retakan  itupun kini menjadi gumpalan traumatik.  Ketika Sunan Kalijaga mencoba untuk mempersatukan sempalan sempalan nusantara tersebut usianya rasanya masihlah kurang panjang. Sempalan sempalan yang belum sepenuhnya bersatu tersebut membuat rakyat indonesia kehilangan orientasi dan berbalik, kini pedagangan lah yang dinomor satukan, atau bahkan agama dan bisnis yang dioplos kemudian dimanipulasi secara apik dan menarik.

Kalau anda sekalian melihat yang terjadi, manipulasi apik itu kini menjadi mainstream dan masuk kedalam organisasi organinasi, bahkan rohis sekalipun, ia tidak memiliki filter yang canggih untuk manipulasi secanggih itu. Ketika ia disuguhi petunjuk hidup komplit, maka ia robek robeknya dan dia pilih bagian yang dia sukai untuk dikhutbahkan, Ia gambarkan neraka itu semacam kolam api yang amat menyiksa dan surga yang amat memanjakan sekaligus membahagiakan. Teman saya yang amat kritis rusak nalarnya sampai ia katakan  "wah gak enak juga dong jadi pengangguran" sehingga diapun sungkan di surga tapi enggan di neraka. Karena ia melupakan aspek cinta manusia pada Tuhannya. Banyak yang akhirnya terjebak pada orientasi surga neraka, dosa pahala, salah benar, bukan baik dan buruk, sebagaimana software Tuhan yang telah di install ke dalam ruh pada tiap individu. Sehingga bahasan ini amat sangat tidak lagi menarik kalau anda bahas diforum forum anak SMA, Karena sebagian mereka sudah hapal diluar kepala dari taman kekanak kanakan.

Retorika Cinta Sang Pencipta

Pernahkah anda menahan nafas barang semenit saja? Barangkali wajah anda sudah membiru karena tak kuat menahannya, Maka tuhanpun tidak dapat pula menahan rahmatnya untuk ia pendam sendirian. Maka ia bagikan rahmatnya dan membuat dialog dialog kasih sayang hingga dengan kisah yang amat panjang akhirnya terciptalah alam semesta. Terciptalah cahaya cahaya yang menyingkapkan tabir tabir ilahi. Menjadikan semua yang tadinya tiada menjadi ada. Setiap bagian dari tubuh anda ialah bagian dari abstrak Tuhan. Tentu abstrak abstrak tersebut harusnya mengikuti kehendak empunya abstrak yaitu Tuhan yang maha esa. Meskipun kini Tuhan pun berpuasa, karena sudah amat sangat banyak faktor faktor yang bisa membuat Tuhanpun menahan rahmat-Nya barang tiga puluh detik sehingga alam semesta ini pun bisa musnah dalam sekejap. Orang jaman sekarang lebih mudah nggampangke Tuhan, padahal tuhan telah membuat sistem yang membuat manusia menjadi jauh lebih gampang memahami ketimbang umat nabi Adam dahulu. Sehingga kita seperti makan didepan orang yang berpuasa.

Bahkan kini pun banyak berhala berhala semu, Sehingga yang kita tuhankan bukanlah tuhan yang sejati namun kita tuhankan sholat, tuhankan lafadzNya, bahkan surgaNya. Pada tingkatan tertentu hambanya malah lebih suka rasa tuhan ketimbang tuhan itu sendiri. Sehingga tuhan sendiri bersembunyi dibalik pungung para pencinta rasa tuhan. Entah karena orang orang ini memang suka rasa tuhan atau tidak sengaja menyukai rasa tuhan dan bukan tuhan yang sejati. Maka bersyukurlah jikalau yang berpuasa tadi tidak murka karena rahmatnya lebih besar dari pada sifat amarahNya. Sehingga kebanyakan dari hamba hambanya terdahulu ialah hamba yang diperingati, Karena Tuhan sendiri amat sangat suka permohonan maaf dari hambanya ketimbang menyiksanya, Karena di setiap ayat peringatannya di ikuti dengan kata "inallaha ghafurrurrahim". Seseungguhnya Allah maha pengampug lagi maha penyayang.

Rohis Rahmatan lil Alamin

Jikalau kita tidak dimungkinkan untuk menjadi seorang yang benar seratus persen melainkan hanya mendekati suatu yang benar. Sehingga saya pikir, orang dalam rohis pun tidak bisa mengklaim kebenarannya secara mutlak. Apalagi menyerang orang yang berbeda pendapat secara frontal. Sehingga kita menggasak sana-sini, melukai sana-sini, atau bahkan memperparah sempalan yang sudah ada. Sehingga menyebabkan orang orang yang tadinya tertarik menjadi alergi, bahkan menjauh sehingga membuat tembok tembok, bahkan pengkotak-kotakan sempit yang memperparah keadaan, yang membuat titik titik kejenuhan yang terus menumpuk, Sehingga peran organiasasi rohispun menjadi pelengkap, bukan lagi penggerak yang mempersatukan. Peran sebuah Rohis untuk menjadi wadah berbagai pemikiran saya kira lebih utama ketimbang membenarkan salah satu diantaranya.

Tapi sejauh organisasi ini melangkah, saya yakin ada padatan Muhammad kecil didalamnya sehingga ada pergerakan yang membuat organiasasi ini mendekati benar yang sejati. Sehingga mendekati sunnahNya. dan membuat Islam bukan hanya ritual ritual hampa semata, melainkan menjadi penyelamatan dari kepalsuan. Sehingga menciptakan suasana yang rahmatan lil alamin.*

 

Yogyakarta, 2 Februari 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun