Seiring langkah menuju akhir, pertanyaan besar itu muncul: apa yang akan kita lihat di saat-saat terakhir? Apakah ada cahaya di ujung terowongan seperti kata orang? Atau, mungkinkah ada kilas balik yang memutar seluruh film kehidupan kita? Berbagai laporan dari orang yang pernah mengalami mati suri memberikan gambaran, dan ilmu pengetahuan kini mulai menemukan jawabannya.
Saat tubuh kita mulai melambat, segalanya menjadi kabur. Pandangan kita bisa jadi meredup, suara di sekitar kita terdengar seperti dari kejauhan. Kita mungkin merasa melayang, atau seperti terlepas dari tubuh kita sendiri. Sensasi ini adalah hal umum yang dilaporkan. Sebuah perasaan damai yang aneh bisa menyelimuti kita.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, otak kita tidak langsung mati. Justru, aktivitasnya melonjak drastis. Dr. Jimo Borjigin dari University of Michigan menemukan bahwa 30 detik sebelum dan sesudah jantung berhenti berdetak, otak memancarkan ledakan aktivitas listrik yang disebut gelombang gamma. Gelombang ini erat kaitannya dengan kesadaran dan memori. Ini bisa menjelaskan mengapa banyak orang melihat kilas balik kehidupan mereka. Otak kita seolah memutar film, memutar kembali semua kenangan.
Pengalaman ini tidak hanya terjadi pada hewan percobaan. Sebuah kasus unik menimpa seorang pasien epilepsi berusia 87 tahun yang dipasangi perangkat EEG. Tiba-tiba, pasien ini mengalami serangan jantung. Hebatnya, alat EEG terus merekam. Para peneliti menemukan lonjakan gelombang gamma yang intens dan terorganisir di otak pasien, mirip seperti saat seseorang bermimpi atau mengingat sesuatu. Temuan ini dilaporkan di jurnal Frontiers in Aging Neuroscience.
Sinyal-sinyal listrik ini tidak hanya mencerminkan aktivitas otak, tetapi juga berpotensi menjadi dasar dari pengalaman spiritual yang sering diceritakan. Beberapa ahli berteori bahwa otak, dalam upaya terakhirnya, menciptakan narasi yang menghibur atau menenangkan untuk menghadapi momen krusial ini. Ini seperti mekanisme pertahanan terakhir, di mana otak menciptakan realitas internal untuk mengurangi rasa sakit dan ketakutan yang mungkin timbul.
Saat pasokan darah dan oksigen ke otak berkurang, otak kita mungkin berusaha keras untuk bertahan. Ini bisa jadi alasan di balik ledakan aktivitas listrik ini. Ledakan inilah yang mungkin bertanggung jawab atas pengalaman melihat cahaya, terowongan, atau kilas balik. Ini bukan halusinasi, melainkan respons biologis yang sangat nyata.
Dalam proses ini, otak kita memicu pelepasan bahan kimia seperti endorfin, yang dapat menimbulkan perasaan euforia dan ketenangan. Pelepasan hormon ini, dikombinasikan dengan lonjakan aktivitas otak, dapat menciptakan sensasi yang sering digambarkan sebagai 'out of body experience'. Perasaan ini membuat kita merasa terpisah dari penderitaan fisik, membiarkan pikiran kita melayang bebas. Inilah yang membuat pengalaman ini terasa begitu damai bagi banyak orang.
Jadi, saat kita berada di momen-momen terakhir, otak kita tidak menyerah begitu saja. Ia justru bekerja ekstra, mungkin untuk memproses kembali dan meninjau seluruh hidup kita. Kita mungkin melihat momen-momen indah yang pernah kita lalui, atau bahkan kenangan yang sudah lama terlupakan. Pengalaman ini adalah pertunjukan terakhir yang luar biasa, bagian dari misteri besar kehidupan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI