Tania adalah seorang murid teladan di sekolah. Di depan guru dan teman-temannya, ia adalah sosok yang santun, patuh, dan selalu tersenyum. Namun, di balik senyum itu, Tania menyembunyikan sifat aslinya yang pemarah dan suka menyebarkan gosip. Ia sering merasa tidak puas dengan teman-temannya dan bertekad untuk membuktikan dirinya lebih unggul.
Suatu hari, di kantin sekolah, Tania mendengar Sinta dan Adam membicarakan kabar yang menggegerkan. "Ellie akan jadi siswa terpandai? Tidak mungkin!" gumam Tania, tatapannya menyalang ke arah Ellie yang duduk tenang sambil membaca buku.
Sinta, salah satu teman dekatnya, mendekat. "Ada apa, Tania? Wajahmu kelihatan kesal sekali."
Tania menyunggingkan senyum palsu. "Biasa, kok. Hanya kaget saja. Kudengar Ellie yang akan menerima penghargaan itu." Ia merendahkan suaranya, "Aku cuma ragu. Apa mungkin Ellie sebaik yang kita lihat? Kalian tahu, dia selalu diam. Siapa tahu diam-diam dia curang."
Beberapa hari kemudian, gosip itu menyebar. Tania, dengan senyum manisnya, mendatangi beberapa teman Ellie yang lain. "Eh, kalian tahu tidak, Ellie suka mencontek," bisiknya pada Dela dan Cia.
Cia mengerutkan dahi. "Benarkah? Tapi, Ellie kan pintar."
"Pintar atau pintar mencontek?" Tanua tertawa kecil. "Aku punya buktinya. Catatan-catatan ini. Sepertinya Ellie punya contekan saat ujian lalu." Ia menunjukkan beberapa lembar kertas yang tampak usang. "Aku menemukannya tidak sengaja di laci meja Ellie," ujarnya, padahal ia sendiri yang memalsukannya.
Cia dan Dela saling pandang. "Jadi begitu?" Dela tampak terhasut.
Gosip itu semakin kencang. Ellie, yang pendiam, hanya bisa terdiam bingung melihat teman-temannya mulai menjauh. Ia mencoba bertanya pada Cia. "Cia, ada apa? Kenapa kalian semua seperti menghindari aku?" tanya Ellie dengan suara pelan.
"Kami tidak apa-apa," jawab Cia singkat, menghindari tatapan Ellie.
"Tapi... apa yang terjadi?" desak Ellie.