Mohon tunggu...
Alam Semesta
Alam Semesta Mohon Tunggu... Desainer - Instructional Designer

Pengajar Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia di Zhejiang Yuexiu University of Foreign Languages, China. Gemar membaca, menulis, dan makan-makan.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Wisuda di Dunia Kedua

4 Februari 2022   10:31 Diperbarui: 4 Februari 2022   10:41 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi saat ini telah membuat beberapa aktivitas dilakukan secara daring, termasuk pelaksanaan wisuda. Pelaksanaan kegiatan seperti ini tentu saja tidak mungkin bisa dilakukan jika tidak ada inovasi yang dilakukan jauh sebelumnya. Secara sederhana wisuda bisa saja dilakukan dengan video streaming, namun pernahkah Anda mendengar mengenai wisuda di dunia kedua? 

Dunia kedua (second life) sudah cukup lama dikembangkan dan diluncurkan untuk digunakan oleh publik pada tahun 2003 oleh Linden Lab yang berlokasi di San Fransisco. Singkat cerita, Second Life adalah dunia virtual yang memungkinkan interaksi sosial dilakukan menggunakan avatar. Avatar merupakan teknologi grafis yang menghasilkan rupa/bentuk sebagai media representasi penggunanya. Pada tulisan ini, saya tidak ingin terlalu jauh membahas persoalan teknis. 

College of Education, University of Hawaii at Manoa yang merupakan almamater saya telah lama menggunakan second life sebagai ruang belajar dan berbagai aktivitas akademik. Pada saat saya kuliah di Department of Learning Design and Technology, saya sempat mengalami langsung penggunaan teknologi ini secara intensif. Salah satu kegiatan rutin yang dilakukan di Second Life adalah wisuda virtual yang untuk pertama kali berlangsung pada tahun 2011. Lokasi wisuda dipusatkan pada replika Diamond Head Amphiteatre yang berada di dalam Second Life. 

Tentu saja untuk dapat menghadiri berbagai kegiatan kampus yang diselenggarakan di Second Life, mahasiswa perlu memiliki akun. Pada saat mencoba menggunakan teknologi ini, saya tidak begitu tertarik karena kebutuhan bandwidth untuk akses sangat besar. Teknologi ini akan dapat dengan lancar digunakan jika koneksi internet kurang baik. Namun, sebagai mahasiswa yang belajar mengenai teknologi pendidikan, saya perlu memiliki pengalaman langsung dan membaca berbagai publikasi ilmiah mengenai penggunaan dan pengembangan teknologi ini. 

Avatar Saya saat Wisuda, dokpri
Avatar Saya saat Wisuda, dokpri

Untuk medapatkan pengalaman, di waktu senggang kadang saya melakukan perjalanan di lokasi kampus virtual. Saya melihat-lihat berbagai hasil karya dosen dan mahasiswa yang menggunakan lokasi virtual tersebut untuk belajar. Ada kalanya beberapa dosen juga mengadakan pertemuan kelas secara virtual di Second Life agar mahasiswa dapat mengetahui teknologi ini. Di masa akhir studi saya, selain mengikuti wisuda di dunia nyata, saya juga menyempatkan diri menghadiri wisuda di Second Life.

Wisuda yang dilaksanakan di Second Life memang tidak seramai wisuda di dunia nyata. Hanya mahasiswa yang mendaftar saja yang menghadiri wisuda tersebut. Acara di wisuda virtual memang  lebih ringkas tetapi juga memiliki makna akademis yang sangat berarti. Dimulai dengan sambutan dari dekat College of Education, dilanjutkan dengan pidato dari direktur Department of Learning Design and Technology, laporan dari ketua panitia wisuda, kemudian masuk ke acara inti yakni wisudawan maju ke podium untuk mengambil ijasah secara simbolis. Setelah acara inti, wisudawan diperkenankan untuk meninggalkan amphiteatre atau lanjut bergabung ke acara pesta virtual. 

Lokasi Pesta Dansa setelah Wisuda, dokpri
Lokasi Pesta Dansa setelah Wisuda, dokpri

Jika di dalam dunia nyata saya tidak mungkin terbang, maka di second life saya memiliki kemampuan tersebut. Saya juga dapat bertransformasi dari rupa manusia menjadi berbagai rupa lain yang saya kehendaki. Perjalanan dari satu pulau atau tempat ke pulau atau tempat lain di Second Life dapat berlangsung dengan cepat melalui teleport. Ada juga banyak kemampuan kreasi objek seperti membuat maket atau produk virtual juga dapat dilakukan dengan lebih cepat dari yang bisa saya lakukan di dunia nyata. Tentu saja masih ada banyak lagi kebaikan dan keburukan yang telah muncul dengan hadirnya teknologi ini. Pemanfaatan teknologi ini juga telah menjadi salah satu genre riset tersediri di bidang penerapan teknologi virtual dan teknologi pendidikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun