Mohon tunggu...
Alaek Mukhyiddin
Alaek Mukhyiddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Aktivis Ahlusunnah Wal Jamaah

adalah penggagas Jam'iyah sastra di pondok pesantren Sidogiri, sekaligus menjadi ketua perdananya. saat ini menjabat sebagai pemimpin Redaksi Majalah Nasyith. ia juga aktif sebagai aktivis ahlusunah wal jamaah dan menjabat sebagai anggota tim fatwa Annajah Center Sidogiri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Misteri Gerbong Maut #3

28 Desember 2019   06:01 Diperbarui: 28 Desember 2019   06:02 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rembulan terlihat benderang tapi tak sempurna menyinari gubuk bambu tempat sarah berada karena terhalang pohon beringin yang mengitari.  "Kkreeekkk" Tempat tidur itu selalu saja setia berderit  saat sarah mengubah posisi tidurnya.

Untungnya dinding bambu di dalam kamarnya penuh dengan lubang yang membuatnya dapat memantau keadaan di sekitar. Ia akan tahu siapa saja yang hendak masuk ke kediamannya. Entah itu jarot yang baru ia ketahui ternyata menjadi pemimpin sekumpulan atau lebih halusnya sekawanan.  

Berulang kali sarah mencoba memejamkan mata, namun suara tawa jarot bersama teman-temannya selalu saja mengusik tidurnya. Ditambah lagi paduan suara para katak yang sedari tadi riang bersahut-sahutan yang menambah kegusarannya saja. Hendak saja sarah mau beranjak tuk menegur mereka, tapi ia sadar diri karena mereka telah cukup baik merawatnya.

Akkkkhhhh... Batinnya menggerutu, sementara badannya bergidik menggigil kedinginan.

***

Lagi-lagi sarah terjaga dari tidurnya. Sarah selalu berharap semoga fajar menyingsing datang. Di suasana hutan yang sangat dingin peluhnya bercucuran. Ia kembali bermimpi kakek itu kembali.

Seorang kakek yang kemaren-kemarennya pernah singgah dalam tidurnya dan sekarang kakek itu bertandang lagi dalam mimpi. Anehnya kakek berpakaian compang camping itu menyuruhnya agar cepat pergi dari tempat ini sebelum terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

Entah kenapa, dibuat semakin gelisah sebab pesan kakek itu, seakan kakek itu hendak mengatakan bahwa ada firasat buruk yaang mengintai hidupnya bila tak pergi secepatnya.

Sementara selama satu jam lebih sarah berkutat dengan rasa ragunya, antara pergi menuruti nasehat kakek itu atau menganggapnya hanya kebetulan sebagaimana mimpi biasanya, tiba-tiba terdengar suara cukup keras memekakkan telinga.

"Dor, Dor, Dor." Suara itu bersahut-sahutan menembus dinginnya udara dan senyapnya suasana. Suara keras yang mungkin keluar dari letupan bedil itu turut membangunkan jarot dan anak buahnya yang tidur di halaman rumah bambu.

" apa yang terjadi?" jarot bertanya dengan memasang mimik wajah marah. Kenapa pula ada suara bising-bising padahal baru saja ia tertidur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun