Sewaktu pagi, aku melihat beberapa anak seusiaku memakai seragam merah, putih melewati depan rumahku. Menggunakan dasi, topi bergambar garuda, menjinjing tas, memakai sepatu, semua anak berpakaian sangat rapi.Â
Aku ingin seperti mereka, bisa berangkat sekolah setiap hari. Sedangkan aku hanya di rumah, membantu Emak, sibuk memasukkan barang bekas seperti botol plastik ke dalam karung lalu merapikan dus kotor yang baru diambil Emak dari tong sampah.
Emak ternyata sedang memperhatikanku sekarang ini. Ketahuan saat aku berbalik, Emak tengah berdiri tepat di dekat daun pintu.
"Mak, Lala ingin sekolah."
Mendengar keinginanku, mata Emak sepertinya mau menangis.
"Lala, nanti ya kalau Emak punya uang lebih. Lala pasti bisa sekolah. Kalau sekarang, uangnya hanya cukup untuk makan kita."Â
Aku mematung mendengar ucapan Emak.
Â
Tidak ada yang membantu Emak selain aku. Semenjak Bapak pergi meninggalkan kami. Dan, tidak pernah pulang lagi.Â
"Kamu tahu, La. Sekolah itu butuh banyak uang, buat beli buku, baju sekolah, alat tulis, buat pendaftaran sekolahnya juga, belum yang lainnya, Emak belum sanggup,La. Uang Emak cuma ada untuk makan kita," kata Emak sambil berlalu menuju ke dapur.