Mohon tunggu...
Muhammad Akrom
Muhammad Akrom Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

enjoy, free, and netral or independent.\r\n\r\nhttp://mochacom.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bedah Sastrawan Monumental (William Shakespeare dan Wahyu NH. Aly )

30 November 2011   18:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:59 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

(Wahyu NH. Aly dan William Shakespeare)

Oleh Muhammad Akrom*

Sebutlah William Shakespeare, penulis novel kenamaan yang mampu menghipnotis jutaan warga dunia. Kisah apik perjalanan cinta Romeo dan Juliet mampu mencuri perhatian dan berlabuh dalam samudera yang dibuatnya. Hingga saat ini, belum ada karya tandingan yang bisa menembus prestasi karya William ini. Sepotong buku, berhaluan imajinatif, dari sudut ruangan kecil, karya itu terlahir.

Wahyu NH. Aly, nama yang tak asing di kalangan aktifis dan pemuda di Indonesia, namun tentunya belumlah cukup familiar bila disejajarkan dengan penulis novel seperti William Shakespeare. Meskipun demikian, Wahyu NH. Aly, sastrawan muda yang memiliki perpaduan sinergis antara dunia khayal dengan dunia nyata, juga menelurkan karya-karya fiksi yang cukup monumental.

Kegelisahan dan sorotan imajinatif yang terus menyala bersamaan dengan kobarnya zaman dan keuletan dalam membingkai kisah menjadi berlian, adalah tangga untuk melahirkan penulis novel tersohor. Novel Metamorfosis Cinta, merupakan salah satu di antara karya-karya Wahyu yang sangat memukau. Meliat kandungan dan penyampaian novel Metamorfosis Cinta ini, sudah selayaknya menjadi bacaan masyarakat di negara-negara berkembang dan negara-negara miskin.

Mengingat a-histori karya Wahyu, saya teringat dengan lima penulis novel ajaib. Twilight (Stephenie Meyer). Stephenie Meyer terbangun dari mimpi tentang sepasang kekasih muda yang berbaring di padang rumput sedang mendiskusikan mengapa cinta mereka tidak pernah bisa bersatu. Misery (Stephen King). King sedang tertidur dalam pesawat dan bermimpi tentang seorang fans yang menculik pengarang favoritnya dan menjadikannya sebagai sandera. Ketika ia terbangun, King duduk di bandara dan menulis 40-50 halaman pertama dari novel ini.

Frankenstein (Mary Shelley). Dalam mimpinya ia melihat dengan jelas sesosok raksasa Frankenstein dan membayangkan keadaan bagaimana ia telah diciptakan. Shelley terbangun dan mulai menulis cerita pendek tentang mimpinya. Keempat, Dr Jekyll dan Mr Hyde (Robert Louis Stevenson). Robert Louis Stevenson bermimpi tentang seorang dokter dengan gangguan kepribadian yang terpisah.

Kisah spektakuler mendunia diatas, terlahir dari mimpi murni. Mimpi dramatis yang menggugah pembacanya untuk menyelami setiap rangkaian kata. Membawa realitas dalam mimpi, dan kemudian me'nyata'kan alam bawah sadar, terajutlah tulisan novel. Ragam prestasi-pun diraih; dari best selles hingga aktris yang membintangi filmnya memperoleh piala oscar. Disanalah, karya-karya novel sempat mencuri ego akademis dunia.

Kemampuan menelaah realita menjadi bahan abstrak berimajinasi tinggi milik William dan ilham mimpi milik empat penulis novel terkenal, dicoba disatukan dalam karya-karya Wahyu NH. Al-Aly. Menggabungkan realitas dengan dunia mimpi adalah impian semua sastrawan. Soalnya, realitas adalah hasil perasan penulisan pada 'pembacaan' sedangkan mimpi berlatar di bawah alam sadar dan bisa jadi bisikan Tuhan.

Wahyu adalah sastrawan berkelana. Karya-karyanya terlahir ditempat sunyi nan suci. Gemerlapnya malam kerap menjadi ruang tak bertuah untuk terus menorehkan tulisannya. Saya teringat dengan kisah monomental imam Syafi'ie. Ketika malam kelabu, saat tengah malam bersama kesunyian, imam Syafi'ie mundar-mandir di halaman rumah teman kerabatnya. Ia berfikir, mendongakkan kepala sambil menaruk jari tengah di dahinya.

Ketika pagi menjelang, kerabanya itu bertanya "Kenapa engkau gelisah tadi malam?", imam Syafi'ie menjawab "Sudah seribu hukum yang berhasil saya pecahkan tadi malam". Kisah ini, adalah perpaduan realitas, keilmuan dan alam bawah sadar. Ketiga komponen ini, adalah syarat mutlak untuk menghasilkan karya bersejarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun