Mohon tunggu...
AKMAL PRAYOGA
AKMAL PRAYOGA Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Tanjungpura Program Studi Sarjana Ilmu Kelautan

Budaya Bugis berasal dari Sulawesi Selatan dan dikenal dengan nilai kejujuran (siri’), keberanian, dan kehormatan. Masyarakat Bugis memiliki sistem sosial yang kuat, adat pernikahan yang khas, serta tradisi pelayaran dan perantauan. Bahasa Bugis dan aksara Lontara menjadi bagian penting dari identitas budaya mereka.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Siri' Na Pacce: Cerminan Kearifan Lokal Masyarakat Bugis dalam Sigajang Laleng Lipa

27 Mei 2025   20:01 Diperbarui: 28 Mei 2025   00:18 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masyarakat Bugis dikenal dengan kekayaan budaya dan kearifan lokal yang mendalam, salah satunya tercermin dalam konsep Siri’ na Pacce. Nilai-nilai ini tidak hanya menjadi pedoman moral dan etika, tetapi juga memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk tradisi seperti Sigajang Laleng Lipa atau Tarung Sarung.

Makna Siri’ na Pacce dalam Budaya Bugis

Siri’ na Pacce adalah filosofi hidup yang menjadi pondasi utama masyarakat Bugis. Siri’ merujuk pada harga diri dan kehormatan, sementara Pacce menggambarkan rasa solidaritas dan empati terhadap sesama. Nilai-nilai ini mendorong individu untuk selalu menjaga martabat diri dan keluarga, serta menjunjung tinggi keadilan dan kebersamaan. Menurut Hasni et al. (2022), integrasi nilai Siri’ na Pacce dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya memperkuat identitas budaya, tetapi juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan sosial dan lingkungan. 

Tradisi Sigajang Laleng Lipa: Bentuk Nyata Siri’ na Pacce

Sigajang Laleng Lipa atau Tarung Sarung adalah tradisi unik yang dilakukan sebagai upaya mempertahankan kehormatan dan martabat dalam masyarakat Bugis. Tradisi ini biasanya dilaksanakan ketika musyawarah (musyawarah) gagal mencapai kesepakatan, dan pertarungan fisik menjadi pilihan terakhir untuk menyelesaikan perselisihan secara adil. Meskipun terlihat keras, Tarung Sarung dilaksanakan dengan aturan tidak tertulis yang menjunjung tinggi nilai Siri’ na Pacce, di mana kedua pihak harus menghormati batasan dan tidak bertujuan untuk melukai secara serius.

Seperti dijelaskan Azhari dan Alimuddin (2023), tradisi ini bukan sekadar adu kekuatan, tetapi juga mencerminkan kejantanan, persaudaraan, dan sportivitas. Setiap gerakan dalam pertarungan sarung ini penuh makna, di mana keberanian dan ketangkasan diuji tanpa menghilangkan rasa hormat terhadap lawan. Bahkan setelah pertarungan usai, kedua pihak diharapkan berdamai dan memperkuat ikatan sosial, sesuai dengan prinsip Pacce (empati dan solidaritas). Dengan demikian, Sigajang Laleng Lipa menjadi simbol penyelesaian konflik yang berlandaskan kehormatan, sekaligus media untuk memperkuat nilai-nilai kebersamaan dalam masyarakat Bugis.

Peran Tradisi dalam Pelestarian Budaya

Sigajang Laleng Lipa merupakan salah satu cara masyarakat Bugis melestarikan warisan budaya mereka. Tradisi ini biasanya ditampilkan dalam acara adat atau perayaan tertentu, menjadi media untuk mengajarkan generasi muda tentang pentingnya harga diri dan solidaritas. Selain itu, tradisi ini juga menjadi daya tarik budaya yang memperkaya khazanah kebudayaan Indonesia. jadi Sigajang Laleng Lipa adalah contoh nyata bagaimana sebuah tradisi bisa menjadi refleksi nilai kearifan lokal yang kuat. Di tengah modernisasi yang terus berlangsung, mempertahankan tradisi seperti ini adalah bentuk nyata pelestarian identitas budaya. Nilai Siri’ na Pacce tidak hanya menjadi penopang masyarakat Bugis dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga warisan budaya yang layak dihargai dan dipelajari oleh generasi mendatang

DAFTAR PUSTAKA

Azhari, E., & Alimuddin, A. (2023). Si Gajang Lalenglipa: Resolusi Konflik dalam Penyelesaian Masalah pada Masyarakat Bugis Kota Makassar Berbasis Kearifan Lokal. Pinisi Journal of Art, Humanity and Social Studies, 3(4), 104–109.

Hasni, H., Supriatna, N., Sapriya, S., Winarti, M., & Wiyanarti, E. (2022). Integration of Bugis-Makassar Culture Value of Siri’Na Pacce’through Social Studies Learning in The Digital Age. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 14(4), 5959–5968.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun