Mohon tunggu...
AKHMAD SUYUTHY AZZAKI
AKHMAD SUYUTHY AZZAKI Mohon Tunggu... Aktor - MANUSIA

UTUSAN DARI PENGUASA LANGIT

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Paradigma Kritis Emansipatoris dalam Membedah Gerakan Kaum Feminis

10 Maret 2020   09:55 Diperbarui: 10 Maret 2020   12:03 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


PARADIGMA KRITIS EMANSIPATORIS DALAM MEMBEDAH GERAKAN KAUM FEMINIS

Tuhan yang bersifat Al-Khaliq (Yang Maha Pencipta) menciptakan dua jenis Makhluq (Yang Diciptakan) dalam satu tipe ciptaan yakni manusia untuk mendiami bumi seperti dalam Al Quran tertera" sesungguhnya kami menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan"(AL HUJURAT:13), namun secara historis penyataan kurang memberikan kejelasan, ada serangkaian kronologi mengenai penciptaan manusia. Dua makhluq tersebut adalah laki_laki dan perempuan. 

Keduanya adalah gender dalam satu hakikat manusia. laki laki menurut KBBI adalah orang yang memiliki dzakar, sedang perempuan menurut KBBI adalah orang yang memiliki vagina, perbedaan pada keduanya hanyalah pada alat kelamin saja selebihnya keduanya ialah sama yakni sama-sama manusia, namun sejarah berkata lain ada sekat antara ruang lelaki dan perempuan. 

Sejarah mencatat bagaimana peradaban peradaban besar dunia memandang negatif kepada perempuan. Peradaban Yunani kuno misalnya, perempuan tidak berhak atas hak-hak dan warisnya sekalipun. 

Perempuan dijadikan pemuas laki-laki semata. Sedangkan peradaban Romawi, perempuan hanya dipandang sebagai anak kecil atau orang gila. Perempuan berhak diperjualbelikan kepada siapa saja yang mau, bahkan dibunuh sekalipun jikalau sang wali menghendaki. 

Di kalangan arab jahiliyah pun sama, penindasan perempuan terjadi karena kebiasaan mengawini perempuan dengan semena-mena, dan laki-laki mendapatkan istri sama dengan ia mendapatkan budak perempuan. Ini menunjukkan bahwa budaya patriarki sedari dulu telah di agung-agungkan.

Kalangan filsuf juga mengomentari perempuan, seperti halnya Socrates yang mengatakan bahwa permpuan adalah bentuk ketidaksempurnaan alam, Aquinas juga berpendapat bahwa perempuan adalah laki-laki yang tidak sempurna. 

Jean paul sartre adalah salah satu filsuf yang terkesan berpandangan sinis terhadap perempuan, ini menunjukkan indikasi terhadap sifat maskulinitas dalam filsafatnya. 

Baginya perempuan adalah ancaman bagi subjektivitasnya, ada korelasi dari pernyataannya yang tertulis (the other is hell) "orang lain adalah neraka", adanya orang lain adalah sebuah ancaman. 

Hal ini menunjukkan bahwa Sartre menjadikan orang lain termasuk perempuan sebagai objek agar subjektivitasnya dapat dipertahankan, dalam relasi berarti tidak ada jalinan cintah kasih, itu hanyalah kedok atau siasat licik untuk membatasi kebebasan orang lain secara halus.

Lelaki dan perempuan berada  dalam satu istilah term gender dan sex, lalu dalam penjabaran gender dan sex ada perbadaan mengenai pengertiannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun