Mohon tunggu...
Akhmad Zuhri
Akhmad Zuhri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya begini demi saya di masa depan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Kelam Santri dalam Tinta Merah Kata "Merdeka"

17 Oktober 2022   00:56 Diperbarui: 17 Oktober 2022   07:01 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kaum Santri adalah ujung tombak perlawanan penjajah. Dalam sejarah Indonesia, bisa dikatakan kaum santri lah penggerak perlawanan paling sengit menggempur penjajah. Dewasa ini penggambaran terhadap kaum santri sebagai kaum moderat sudah sangat keterlaluan. Banyak opini dibangun untuk melemahkan jati diri kaum santri dan perjuangan mereka untuk negeri ini. Sejarah santri di bumi Nusantara adalah sejarah perang berkepanjangan melawan jahatnya penjajah dan politik adu domba yang dibuat oleh penjajah dan pemerintah jongos-jongos penjajah.

pahami baik-baik bahwa dahulu penjajah sangat merasa terancam dengan pergerakan kaum santri. Maka, jika hari ini ada orang-orang yang merasa terancam terhadap eksistensi santri dan berusaha menabur pasir di atas gula, mereka itulah penjajah yang telah berganti wajah. Keberadaan santri di Indonesia tidak bisa dilepaskan dengan keberadaan Kiai dan Ulama sebagai penuntun para santri. Sesuai dengan namanya, Santri berasal dari kata Sastri atau Cantrik yang bermakna orang-orang yang mengetahui isi kitab suci, atau bisa diartikan juga orang-orang yang mengikuti guru.

Efendi, Ferry; Makhfudli (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. hlm. 313.

Keberadaan para ulama dan santri adalah sebuah fakta sejarah peradaban negeri ini, yang dibangun oleh para cendekiawan Islam namun kemudian dirusak oleh hadirnya para penjajah yang datang ke negeri ini dengan membawa misi 3G. Yakni Gold(emas) atau harta, Glory(kejayaan) atau kekuasaan terhadap daerah-daerah yang di datangi, Gospel(agama) atau kepercayaan yang disebarkan ke tanah yang mereka jajah. 

Soebantardjo, Sari Sedjarah Jilid I: Asia - Afrika, Penerbit BOPKRI, Yogyakarta 1960 

Sehingga majulah para Ulama dan para Kyai serta para Santri di barisan terdepan untuk membendung Invasi dari negara-negara kafir ini dengan tiga misi yang sama. Pertama, mempertahankan kesucian agama Islam dari rongrongan penjajah yang berusaha memurtadkan kaum muslimin dengan segala cara. Kedua, melindungi tanah air Nusa Bangsa sebagai karunia Tuhan yang telah dijarah isinya secara paksa oleh orang-orang kafir. Ketiga, mengusir penjajah dari negeri ini sehingga rakyat Indonesia kembali berdaulat di atas kemerdekaan tanpa ada lagi penjajahan. Pemerintah Belanda saat itu sangat kerepotan menghadapi kaum santri ini sehingga mereka pun menggunakan politik adu domba dan berita Hoax untuk melawan para santri. Pemerintah Belanda mengadu domba pasukan santri dengan pasukan Kesultanan yang telah bekerjasama dengan Belanda saat itu dengan membawa isu pemberontakan sehingga Belanda tidak harus turun tangan sendiri menghadapi kaum santri.

Mereka cukup meyakinkan para Sultan dengan isu pemberontakan sehingga banyak terjadi perang saudara sesama putra-putra bangsa yang saling memerangi. Sejarah mencatat bahwa Perang Diponegoro adalah perang Adu Domba paling sukses yang dilakukan Belanda, Pribumi melawan Pribumi. Setelah Perang Diponegoro usai, Belanda semakin kuat menguasai politik di tanah Jawa. Korban jiwa dalam perang itu sangat fantastis, dipihak Diponegoro sebanyak 20.000 orang Jawa meninggal, di pihak Belanda 7000 orang Jawa dan 8000 orang Eropa menjadi korban, sementara rakyat sipil 200.000 jiwa menjadi korban.
Peter Carey. 2014. Takdir: Riwayat Pangeran Diponegoro (1785-1855).  Penerbit Buku Kompas.

politik adu domba ini pun saat ini tengah dipakai orang-orang yang menginginkan kursi kekuasaan dengan mengadu domba dua kelompok besar umat Islam. pendukung 01 dan pendukung 02 pada akhirnya Siapakah yang menjadi pemenang mereka adalah orang-orang yang duduk di kursi jabatan, itulah pemenangnya.

Kemudian Siapa yang jadi korban? rakyat jelata sesama umat Islam saling berperang satu sama lain, itulah korbannya. Ratusan bahkan ribuan medan perang telah didatangi oleh para Kiai dan kaum santri, mereka menunjukkan bahwa kaum santri adalah kaum dengan tiga pondasi perjuangan Agamis, Nasionalis, dan Patriotis. Tiga sifat santri yang telah ada dari zaman penjajahan dan akan tetap ada sampai kapanpun. Tanpa tiga sifat ini seorang santri tidak lagi bisa dikatakan santri. Sifat Agamis menjadikan kaum santri sebagai Warosatul Anbiya, yakni pewaris para Nabi, pembela agama dan pelindung agama dari penyimpangan apapun bentuknya. Sifat Nasionalis menjadikan kaum santri kaum paling cinta dengan tanah airnya yang berarti berperang demi negara termasuk bagian dari Jihad. Mereka yang gugur dalam membela negara dipandang Syahid di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Patriotis menjadikan kaum santri rela mengorbankan apapun termasuk nyawa demi agama dan bangsa.

Ingat baik-baik jika santri tidak memiliki tiga sifat ini dalam dirinya maka tidak layak dikatakan sebagai santri. di dalam sejarah pada bulan Oktober Tahun 1945 menjadi bukti bahwa santri adalah The True Hero. Dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia sebelumnya pada tanggal 19 september 1945, Belanda dengan Sombongnya mengibarkan bendera kebangsaannya di depan publik. Dengan membonceng kekuatan sekutu, Belanda hendak memulihkan kekuasaannya di Nusantara. 

Wikipedia.com "NICA, Netherlands Indies Civil Administration". Nationaal Archief.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun