Mohon tunggu...
Akhmad Mukhlis
Akhmad Mukhlis Mohon Tunggu... Dosen - Gandrung Sepak Bola, Belajar Psikologi

4ic meng-Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Debat Politik Online, Medan Baku Hantam Keyboard Warrior

29 Maret 2019   12:21 Diperbarui: 29 Maret 2019   22:56 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar dari eezzer.com

Mengapa kita menyukai baku hantam online? 

Saat orang berselancar di internet, mereka mulai membangun identitas online. Sayangnya internet adalah ruang komunal, ia pribadi namun juga sekaligus milik publik. 

Saat memiliki akun media sosial (IG, Twitter, FB dll) misalnya, kita bebas mengedit, memermak dan menggunakannya, namun secara langsung orang lain --bahkan yang tidak kita kenal- boleh melihat, memberikan komentar dan bahkan mencurahkan perasaannya. Artinya, internet adalah ruang yang akan terus menerus diperebutkan, semua bisa memilikinya.

Suler, seorang ahli cyberpsychology Rider University New Jersey mengatakan fenomena perebutan ruang komunal sebagai 'disinhibisi online'. Kondisi yang membuat seseorang melakukan segalanya untuk merebut ruang komunal tersebut. Seseorang pecundang mencitrakan dirinya menjadi pemenang, seorang penakut menjadi seorang ganas, seorang amatir mengubah dirinya menjadi ahli.

Mengapa demikian? Suler menyebut ketidakhadiran fisik menciptakan rasa aman bagi banyak orang untuk melepaskan hal-hal yang dalam kenyataannya tidak dapat dilakukan. 

Tanpa melihat raut muka, gerakan tubuh, mendengar intonasi suara, tarikan nafas dan bahasa non-verbal lainnya menjadikan seseorang tidak berpikir dua kali untuk melakukan hal-hal penuh risiko. Jadi, jangan heran kan melihat seorang yang pendiam dalam forum namun beringas saat memberikan komentar di media sosial?

Tapi, mengapa politik menjadi medan baku hantam online favorit?

Sebuah penelitian di Stanford yang dipimpin oleh Shanto Iyegar menemukan fakta menarik mengapa politik begitu menarik untuk diperdebatkan secara online? 

Penelitian yang dipublikasikan di Uropean Journal of Political Research tahun 2017 tersebut menyebut identitas politik yang dibangun seseorang lebih kuat dibandingkan ikatan ras, etnis dan agama. Iyegar menyebut fenomena identitas politik tersebut bukan hanya terjadi di Amerika, namun juga terjadi di negara yang menganut demokrasi lainnya.

Itulah mengapa perdebatan politik online lebih sengit dibandingkan dengan perdebatan tema lainnya. Kalau tidak percaya, silahkan tengok baku hantam dalam kolom komentar berita. Ini bukan hanya terjadi pada berita tema politik, tema apapun akan dikaitkan dengan isu politik terbaru.

Mengapa demikian? Iyegar menyebut identitas politik seseorang dibentuk secara sadar dan mandiri, berbeda dengan identitas ras, etnis maupun agama yang kebayakan diperoleh seseorang sejak dari lahir atau sejak dari kecil di lingkungan keluarga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun