Dulu, setiap kali Real Madrid bersua Barcelona, dunia seperti berhenti sejenak. El Clasico bukan sekadar pertandingan sepak bola. Ia adalah panggung raksasa dua mega bintang, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Tapi sekarang, El Clasico terasa seperti kehilangan magnetnya. Masih panas, masih bergengsi, tapi tak lagi semeriah dulu.
Pada masa keemasan Ronaldo vs Messi sekitar 2009 hingga 2018, El Clasico menjadi tontonan wajib, bahkan bagi mereka yang bukan fans Madrid atau Barca. Duel ini menjadi simbol persaingan dua kutub sepak bola, kekuatan fisik dan determinasi ala Ronaldo, melawan kejeniusan dan keajaiban teknik Messi.
Tribun penuh, layar kaca meledak ratingnya, dan media sosial penuh perdebatan. Siapa yang lebih hebat? Siapa yang mencetak lebih banyak gol? Siapa yang menentukan kemenangan? Rivalitas yang sangat kuat, dan fans sepak bola dimanjakan oleh drama yang terus hidup, dari Bernabeu ke Camp Nou.
Namun sejak Ronaldo hengkang ke Juventus pada 2018, dan disusul Messi yang pergi ke PSG pada 2021, atmosfer El Clasico berubah. Pertandingan ini tetap jadi agenda besar, tapi rasanya tak sekuat dulu.
Kini, El Clasico dihiasi nama-nama baru: Vincius Jr, Kilian Mbappe, Jude Bellingham, Lamine Yamal, Gavi, dan lainnya. Mereka bertalenta, muda, penuh potensi. Tapi membandingkan mereka dengan Ronaldo dan Messi rasanya seperti membandingkan lilin dengan matahari, belum waktunya.
Fans masih menanti ada tokoh sentral baru yang bisa membuat El Clasico jadi ajang pembuktian antar ikon. Tapi sejauh ini, belum ada pemain yang benar-benar bisa menyulut rivalitas personal yang membara seperti dua dewa bola itu dulu.
Meski auranya tak seheboh dulu, El Clasico tetap punya daya tarik. Ini lebih dari sekadar pertandingan; ini adalah adu sejarah, budaya, dan kebanggaan dua klub raksasa. Apalagi aroma politik Catalonia itu tetap ada, meski tak sekuat dulu. Â Apalagi jika laga berlangsung ketat dan penuh emosi, El Clasico bisa kembali membakar gairah, setidaknya untuk satu malam.
Namun bagi generasi yang tumbuh menyaksikan Ronaldo dan Messi saling kejar gol dan trofi, rasa nostalgia itu sulit dibunuh. Kita rindu momen ketika satu gol bisa mengubah cerita, ketika satu selebrasi bisa memicu perang komentar di dunia maya.
El Clasico kini mungkin tak semeriah dulu, tapi ia belum mati. Ia hanya sedang mencari cerita barunya sendiri. Dan siapa tahu, di antara para pemain muda itu, ada satu atau dua yang kelak akan menulis babak El Clasico yang tak kalah agung dari era Ronaldo vs Messi. Kita tunggu saja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI