Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Setiap Saat Pikiran kita Terkonstaminasi

2 Mei 2016   19:39 Diperbarui: 2 Mei 2016   19:42 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Manusia sebagai makhluk paling sempurna, karena memiliki akal pikiran, sabagai alat untuk berpikir, dan dari berpikir akan menghasilkan sesuatu. pikiran negatif akan melahirkan tindakan negatif, begitu pula sebaliknya, pikiran potsitif akan menghasilkan sesuatu yang positif.

Dalam struktur kehidupan berbangsa dan bernegara, kita tidak akan pernah lepas dari sistem dan kebijakan pemerintah yang berdampak terhadap pola dalam kehidupan kita sehari-hari. Budaya merupakan salah satu hal dari hasil pemikiran yang di persepsikan baik, sehingga menjadi laku manusia yang dibiasakan, sehingga terbentuklah adat dan tradisi.

Tradisi yang berkembang dalam struktur masyarakat Indonesia, sebagai masyarakat majemuk, maka perbedaan antar suku menjadi hal lumrah, baik dari segi bahasa, serta kebiasaan-kebiasaan yang berlaku.

Modernisasi merupakan bentuk abstrak yang di buktikan dengan perubahan-perubahan, baik pada aspek pendidikan, ekonomi, sosial-politik, budaya, yang masuh dalam satu sistem ketatanegaraan, sehingga dari perputaran tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain.

Soal pemikiran dan kontaminasi akan selalu bergandengan, sehingga apa yang masuk setiap saat dalam ruang yang bernama pemikiran, perlu adanya filter, sebab hal itu akan mempengaruhi kondisi kejiawaan dan gaya hidup manusia.

Hakekatnya masyarakat Indonesia diserang pada aspek pemikirannya dengan berbagai skenario yang dimainkan oleh negara adidaya, mengapa demikian? aspek budaya dan kepentingan manusialah yang kemudian menjadi target sasaran untuk melemahkan bangsa ini. Budaya inilah yang kemudian dipelajari secara detail oleh negara-negara yang memiliki kepentingan untuk memecah belah masyarakat bangsa ini dengan membentuk opini-opini dan gerakan.

Sebagai masyarakat yang majemuk, dan mayoritas berpenduduk Islam, Indonesia menjadi incaran bagi negara-negara tetangga untuk merebut kekuasaan dan perekonomian dibangsa ini, salah satunya dengan menyerang pemikiran dengan isu-isu kekinian.

Radikalisme, terorisme, dan paham-paham keagamaan lainnya, menjadi senjata tajam bagi negara-negara berkepentingan untuk menghancurkan negara ini dari dalam.  budaya asli bangsa, berupaya dihabisi, hingga kelompok-kelompok radikal menjadi hantu yang membayang-bayangi masyarakat, sehingga laksana hantu yang menjadi ketakutan-ketakutan masyarakat.

Sudah banyak kasus yang terjadi di tubuh bangsa ini, salah satunya pesatnya paham-paham radikal yang menjalar pada sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara ini. masyarakat menjadi bingung, politisi juga bingung, kyai bingung, semuanya menjadi bingung akibat racun-racun yang sudah masuk kedalam ruang-ruang pemikiran, yang berujung terhadap tindakan-tindakan yang tidak manusiawi.

Oleh karena itu, sebagai manusia terdidik, perlu selalu mewaspadai terhadap racun-racun yang dilepaskan oleh bangsa lain, sehingga perlu untuk selalu memfilter terhadap pemikiran dan budaya asing yang bisa menghancurkan tanah air kita tercinta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun