Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenang Gus Dur, Sosok Ulama Sekaligus Pemimpin Bangsa yang Dipaksa Turun Tahta di Tengah Jalan

24 Juli 2022   09:44 Diperbarui: 24 Juli 2022   19:00 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lengsernya Gus Dur pada 23 Juli 2001, bukan karena korupsi, seperti yang dituduhkan sebagian para politisi, Sumber : Gusdurian.net

"Tak ada jabatan yang perlu dipertahankan mati-matian" Gus Dur

Ulamaa besar dari Jawa Timur,.nama pengkapnya K.H. Abdurrahman Wahid, yang akrab di panggil Gus Dur, pernah menjadi orang nomer Wahid di negeri tercinta ini.

Gus Dur naik tahta menjadi seorang presiden pada tahun 1999, dengan memenangkan kontestasi pilihan presiden bersama Megawati Soekarno Putri.

Orang-orang dilingkaran Gus Dur sudah berupaya dengan keras membela Gus Dur mati-matian untuk mempertahankan kekuasaan, namun apa jawaban beliau, tidak ada jabatan yang perlu dipertahankan mati-matian, yang sejatinya Gus Dur menghindari perpecahan ummat.

Lengsernya Gus Dur di tengah jalan pada waktu itu bukan karena kasus korupsi yang dituduhkan dan fitnahan  para politisi, bahkan peneliti Virdika telah menuliskan hasil penelitian menjadi sebuah buku yang berjudul "menjerat Gus Dur".

Dikutip dari laman gusdurian.net, fitnah dan politik yang menyebabkan beliau jatuh, 21 tahun yang lalu, bukan lantaran korupsi.

Buku itu, menurutnya, sengaja dibuat untuk menunjukkan fakta sejarah di balik pelengseran Gus Dur yang dilakukan sejumlah politisi waktu itu. 

Menurut Virdika, sejarah Indonesia harus membuktikan narasi tuduhan Gus Dur jatuh karena korupsi yang dianggapnya salah kaprah.

"Hari ini 21 tahun Presiden Gus Dur dilengserkan karena sebuah fitnah keji yang tidak terbukti. Beliau jatuh karena politisi, bukan korupsi. Sejarah kita harus menuliskan hal itu dengan benar," kata Virdika saat dihubungi KOMPAS.TV, Sabtu (23/7/2022).

Peran Gus Dur sebagai kepala Negara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun