Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Layang-layang Terbang Melayang di Musim Kemarau

14 Juni 2021   17:25 Diperbarui: 14 Juni 2021   17:47 1215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.liputan6.com

Dengan bermain layangan dan menerbangkan layangan di udara, menjadi salah satu hal yang cukup menarik untuk di buat hiburan, di samping itu pula  membangun tali silaturahmi dan rasa persaudaraan jauh lebih penting dari sekedar permainan itu, sehingga pintu-pintu perkenalan semakin terbuka untuk membangun relasi antar sesama, di dunia nyata.

Kita sebagai makhluk sosial, tidak selalu bermain dengan gadget, yang sepertinya gadget kerapkali menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh, itu fakta yang tidak bisa di pungkiri.

Dengan bermain layang-layang di tengah perlombaan dan kontes yang kerap di adakan di musim kemarau,.tentunya sebagai ajang kompetisi karya seni yang memukau banyak mata yang melihatnya, disamping sebagai sebuah keindahan, juga menjadi wahana untuk saling mengenal satu sama lain.

2. Menjalin rasa persaudaraan antar sesama

Bermain layang-layang baik secara personal maupun dalam sebuah komunitas, rasa empati, simpati, dan rasa persaudaraan itu secara otomatis akan terbentuk dan terbangun untuk selalu membuka kran komunikasi.

Pentingnya menjadi rasa persaudaraan antar sesama, merupakan konsep makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri.

3. Mengkompetisikan hasil karya seni di udara

Bermain layangan hakekatnya sebagai hiburan dimusim kemarau, namun pada perkembangannya unsur seni yang di kompetisikan di tubuh layangan, menjadi hal menarik dan tentunya bernilai estetik.

Sudah cukuo banyak komunitas bermain layangan ini, menjadikan layangan sebagai sebuah karya seni dan bernilai tinggi, bahkan nilai itu semakin menguat ketika nilai-nilai seni di tubub layangan dikompetisikan dengan beraneka ragam bentuk dan warna layangan yang memukau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun