Pada sila ke empat, hakekatnya kekuasaan tertinggi di tangan rakyat, dan atas permusyawaratan rakyatlah seorang pemimpin terlahir di negeri ini, walaupun pada kenyataannya, rakyat hanya di jadikan objek penderita untuk mendapatkan citra..
Nilai ila kelima yakni adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, disini faktanya masih cukup sulit keadilan itu tercipta dengan semangat dan nilai Pancasila, faktanya hukum tajam ke bawah, dan tumpul keatas. Rakyat kecil yang hanya mencuri singkong menjadi persoalan besar sampai di bawa kemeja hijau, namun para koruptor justru bisa menggeliat, bahkan bisa Plesiran ke negeri tetangga.
Nilai dan wujud Pancasila tidak hanya sekedar mendengung dalam hafalan anak sana, namun orang tua harus hafal, memahami, dan berusaha mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam perilaku dan tindakan yang nyata. Disitulah tanpa perlu mengucap Saya Indonesia, saya Pancasila, orang sudah sangat memahami dengan perilaku kita.