Mohon tunggu...
Akhmad Solikhin
Akhmad Solikhin Mohon Tunggu... Lainnya - Biotechnologist

Ayo Melek Sains

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Komensalisme Hobi: Cerita Bulutangkis dan Lari

5 November 2023   08:57 Diperbarui: 5 November 2023   09:01 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain Bulutangkis, hobi saya adalah lari. Saya memilih olah raga lari bukan tanpa alasan. Melatih stamina fisik salah satunya. Berlari membuat stamina fisik jadi semakin terlatih dalam menjalani aktivitas sehari-hari maupun aktivitas olah raga lainnya.

Saya merasakan manfaat lari salah satunya yaitu dapat meningkatkan stamina dalam bermain Bulutangkis. Paling tidak ini yang saya alami sebagai pemain hobi yang tidak memiliki porsi khusus untuk latihan bulutangkis. Pemain hobi berlatih otodidak dalam permainan langsung dengan lawan yang lebih tangguh baik dari skill, power dan stamina.

Sebelum menekuni hobi lari, saya mudah lelah (dan kalah terkadang haha) ketika melawan pemain yang lebih kuat ataupun lawan yang seimbang. Namun setalah rutin lari, stamina fisik jadi lebih baik, power meningkat dan skill dapat diasah seiring dalam permainan. Selain itu, saya juga rutin melakukan workout di rumah seperti melatih kekuatan pergelangan tangan, kekuatan kaki, push up dan pull up. Semua itu tidak lain agar tidak mudah kalah dalam setiap permainan.

Saya bermain bulutangkis otodidak semenjak masih duduk di sekolah dasar (sekitar tahun 2003). Beranjak SMP, saya mengikuti ekstrakurikuler bulutangkis dan mendapatkan dasar latihan namun hanya seminggu sekali dan tidak rutin. Waktu itu, sempat ingin mengikuti pelatihan di klub bulutangkis lokal namun tidak kesampaian. Semasa SMA hingga lulus kuliah, bulutangkis menjadi hobi utama. Saat ini, saya masih rutin bermain bulutangkis minimal satu minggu sekali.

Beberapa kompetisi bulutangkis pernah saya ikuti. Tentunya di level para pemain hobi. Namanya pemain hobi, dari turnamen-turnamen yang pernah saya ikuti, ya hanya di level turnamen Desa dan turnamen antar teman main yang pernah saya juarai.

Meski hanya hobi namun kadang kemenangan di permainan bulutangkis jadi gengsi. Setiap orang ingin menang. Dengan siapapun kawan (partner) dan lawannya, sebisa mungkin ya harus menang. Menurut saya kemenangan itu memang penting (terutama saat turnamen), namun yang lebih penting lagi adalah menikmati permainan. Mau kalah atau menang, jika permainan berlangsung seru, tidak saling menyalahkan dengan partner atau marah-marah dengan lawan itu lebih dari cukup dari sebuah kemenangan dalam bulutangkis.

Saya mulai rutin berlari sekitar tahun 2018. Waktu itu saya berlari menggunakan aplikasi. Dengan aplikasi, catatan hasil lari seperti jarak dan waktu yang saya tempuh tercatat rapi. Hasil catatan di aplikasi tersebut terkadang memacu saya untuk terus berlari guna mencapai target pribadi.

Ada cerita unik saat lari menggunakan aplikasi. Ada grup lari yang bisa diikuti di aplikasi. Rekap hasil lari setiap minggunya ditampilkan dengan hasil peringkat jumlah jarak lari yang berhasil ditempuh. Suatu ketika sudah di akhir weekend, hasil rekap di aplikasi menunjukkan kalau saya kalah jarak sekian kilometer dengan pemuncak klasemen. Karena saya ingin menjadi pemuncak klasemen, maka saya berlari lagi dengan memutari halaman di tempat kerja.

Motivasi lari waktu itu juga karena ingin menjadi pemuncak klasemen di aplikasi. Maka saya paksakan berlari setiap hari dengan jarak tempuh minimal sekitar 5 km. Awalnya berjalan dengan lancar. Hampir setiap pagi hari saya menyempatkan untuk berlari. Bahkan sehari bisa dua kali, pagi dan sore. Baru sekitar 2 minggu belum genap, saya menghentikan komitmen lari setiap hari.

Saya kembali ke komitmen awal, berlari untuk melatih fisik stamina saat bermain bulutangkis. Berlari setiap hari apalagi dengan tujuan menjadi pemuncak klasemen di aplikasi terlalu oportunis. Berlari setiap hari juga rawan akan cidera jika tidak disertai dengan pemanasan dan pendinginan yang tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun