Mohon tunggu...
Muhamad Taufik Ibrahim
Muhamad Taufik Ibrahim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Bismillah InsyaAllah entrepreneur and journalist

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

World Clean Up Day di Desa Banjir

20 September 2021   23:45 Diperbarui: 21 September 2021   00:24 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi world clean up day di desa banjir bersama anak sekolah dasar (Muhamad Taufik Ibrahim) 

Baleendah- World Clean Up Day (WCD) pertama kali di inisiasi oleh organisasi masyarakat Estonia Eropa Utara yang di sebut Lets Do It  pada tahun 2008. Aksi ini merupakan Gerakan serentak dunia dalam satu hari memungut dan mengumpulkan sampah, 

Gerakan ini bertujuan untuk menyelamatkan bumi di masa depan dari masalah sampah. Gerakan yang di tetapkan pada setiap tanggal 18 September ini mulanya belumlah di ketahui seluruh dunia.


Di tahun pertamanya nya, aksi ini hanya mampu mengumpulkan 50.000 Relawan di beberapa negara, setiap tahunnya Gerakan World Clean Up Day terus mengalami perkembangan, dan di lima tahun ke belakang Indonesia turut bergabung dalam Gerakan Positif ini.

Terlebih lagi pada tahun 2019, Indonesia menjadi Negara dengan jumlah relawan terbanyak yaitu 7.688.332 orang, jumlah ini mejadi peringkat pertama mengalahkan Pakistan dan Amerika serikat. 

Para relawan berasal dari 1.000 komunitas yang tersebar di 34 Provinsi dan berhasil mengumpulkan sampah sebanyak 14,8 juta kg. pencapaian ini pun di akui oleh mata dunia Internasional.

Di tahun 2020, Indonesia merubah pola Gerakan dengan memilah sampah di rumah, hal ini berdasarkan surat dari Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3, Kementerian LHK nomor S.333/PSLB3/PS/PLB-O/8/2020 tanggal 26 Agustus 2020. Kegiatan World Clean Up Day tersebut dilaksanakan pada tanggal 19 September 2020, ini dianggap sangat relevan pada saat masa Pandemi Covid-19 yang sedang di hadapi. 

Meski begtu, Indonesia tetaplah menorehkan tinta emas dengan menjadi Negara pemimpin Clean Up berturut-turut selama tiga tahun ke belakang dengan 4.173.881 relawan aksi Clean Up dan 4.014 ton sampah yang berhasil dikumpulkan. (https://indorelawan.org/p/worldcleanupday)


Di tahun ini, 18 Septemer 2021. Indonesia dengan segala keberagamannya memiliki cerita yang sangat menarik seperti biasanya. Sekelompok pemuda berkumpul dalam satu wadah bernama “Sekolah Rakjat” menggelar aksi World Clean Up Day. Sekolah Rakjat ini didirikan oleh tiga orang, Radini, Radina, dan Diki di Kp.Ciputat Rw. 06 kelurahan Andir Kecamatan Baleendah. 

Wadah yang di isi oleh pemuda daerah, dan beberapa mahasiswa dari Sekolah Tinggi Agama Islam Persatuan Islam (STAIPI) Bandung, Universitas Jendral Achmad Yani (Unjani), Universitas Perguruan Indonesia (UPI), Universitas Islam Negri (UIN).


Kegiatan “Sekolah Rakjat” yang telah berjalan satu bulan sebagai Pendidik Informal bagi anak-anak yang malas mengerjakan tugas dan PR di Pembelajaran Daring ini terus mendapatkan antusias dan perkembangannya, ini di buktikan dengan jumlah data peserta didik sebanyak 67 menurut absen kehadiran anak-anak, tidak hanya itu, Pendidikan minat dan bakat anak, serta tidak lupa untuk menyelipkan Pendidikan agama untuk anak Sekolah Dasar terus di pupuk dengan gaya yang lebih Have Fun.


Uniknya di tanggal 18 September 2021 ini mereka menggelar aksi World Clean Up Day dalam memupuk kesadaran anak didik. mulai dari memungut, mengumpulkan, dan memilah sampah.


Radini menyampaikan bahwa hal ini tentu menjadi Pendidikan yang sangat berharga serta memutus rantai budaya buang sampah sembarangan dan di sungai Citarum. 

“apalagi kita berdomisili di kampung yang sering terdampak banjir, maka untuk tidak membuang sampah sembarangan dan di sungai tuh menjadi hal yang Fundamental bagi kami. 

Sehat adalah hak semua manusia, maka kami membuat lingkungan yang bersih khususnya di kampung Ciputat Rw.06 kelurahan Andir kecamatan Baleendah” tegas Radini Teza Inten saat di wawancarai di kantor Rw.06 kampung ciputat, kelurahan Andir, kecamatan Baleendah (Sabtu, 18 September 2021).


Radini juga menyampaikan bahwa teman-teman yang ikut membantu mengajar di Sekolah Rakjat ini tidak di berikan bayaran 

“Sebelumnya kami mendapat antusias dan panggilan untuk mendidik daerah Cileunyi. Puntang dan beberapa tempat lainnya. Tapi kami tidak menyanggupi, karena masa pandemi, cita-cita kami di kemudian hari mampu mengakomodir anak didik yang kurang mampu. 

Dan mohon maaf pak, sejujurnya kami tidak menuntut bayaran dari orangtua yang menitipkan anak-anaknya belajar dengan kami, kami tidak meminta akan tetapi kami sangat berterima kasih atas segala bentuk bantuan ataupun donasi yag diberikan. Kita mengajar suka rela, bermodal nekat, tekad dan memiliki harapan agar anak didik kami lebih baik di generasi selanjutnya” Pungkas Radini
“Beri aku sepuluh Pemuda, Niscaya akan aku goncangkan Dunia” Presiden Republik Indonesia-1, Ir. Soekarno.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun