Kerikil laut adalah material sedimen berukuran kasar yang ditemukan di dasar laut, terutama di wilayah pesisir, muara, dan dasar laut dangkal. Kerikil laut terbentuk dari proses alami pelapukan dan pengikisan batuan oleh gelombang, arus laut, serta aktivitas pasang surut selama waktu yang sangat lama. Kerikil laut juga memiliki nilai ekonomis karena bisa menjadi material konstruksi yang penting, terutama untuk pondasi, beton, dan pengerasan jalan. Meskipun nilainya tidak setinggi bahan tambang logam, namun volumenya yang besar dan keterjangkauannya menjadikan kerikil laut sebagai sumber daya dengan nilai ekonomi menengah yang stabil, terutama di wilayah pesisir dan delta sungai.
c.) Koral/karang mati
Koral/karang mati adalah struktur kerangka kapur yang tersisa setelah polip karang (hewan kecil yang membentuk karang) mati dan jaringan lunaknya terdekomposisi. Meskipun tidak lagi hidup, karang mati tetap memiliki peran penting dalam ekosistem laut. Walaupun karang telah mati tetapi tetap memiliki nilai ekonomi tidak hanya sebagai bahan estetika untuk dekorasi taman laut atau akuarium, tetapi juga digunakan dalam restorasi ekosistem terumbu dan sebagai bahan baku alternatif untuk pupuk dan bangunan ramah lingkungan. Nilainya lebih tinggi dibanding pasir atau kerikil karena pemanfaatannya yang lebih spesifik dan terbatas.
d.) Lumpur (mineral clay, kaolin)
Lumpur atau mineral lempung seperti kaolin merupakan sumberdaya mineral penting yang ditemukan di lingkungan kelautan, baik di dasar laut maupun di wilayah pesisir. Deposit ini memiliki nilai ekonomi tinggi dan peran ekologis yang signifikan. Lumpur laut juga memiliki nilai ekonomis dikarenakan lumpur laut yang mengandung mineral kaolin atau clay bernilai tinggi dalam industri keramik, kosmetik, kertas, hingga farmasi. Nilai ekonominya berasal dari kemurnian mineral dan kandungan kimia yang sesuai standar industri. Sumber daya ini juga memiliki permintaan global yang stabil, menjadikannya sebagai salah satu komoditas mineral laut yang bernilai tambah.
e.) Nodul mangan, cobalt-rich crusts
Nodul mangan dan cobalt-rich crusts merupakan deposit mineral laut dalam yang menjadi fokus utama dalam eksplorasi sumberdaya kelautan modern. Kedua jenis deposit ini mengandung logam-logam strategis yang sangat penting untuk teknologi masa depan. Nilai ekonomi dari nodul mangan dan kerak kaya kobalt berasal dari sumber logam strategis seperti mangan, nikel, dan kobalt yang sangat dibutuhkan dalam industri baterai, kendaraan listrik, dan teknologi energi hijau. Potensi nilai ekonominya sangat tinggi karena keterbatasan cadangan darat dan permintaan global yang meningkat. Eksplorasi dan eksploitasi sumber daya ini menjadi prioritas banyak negara dalam konteks transisi energi.
f.) Hidrotermal sulfida
Hidrotermal sulfida merupakan salah satu sumberdaya mineral laut dalam yang paling menarik dan bernilai tinggi, terbentuk di sekitar sistem ventilasi hidrotermal aktif di dasar laut. Deposit ini mengandung konsentrasi logam mulia dan logam dasar yang sangat tinggi. Deposit hidrotermal sulfida yang ditemukan di sekitar ventilasi laut dalam mengandung logam-logam bernilai tinggi seperti emas, perak, tembaga, dan seng sehingga nilai ekonominya sangat besar karena kandungan logam mulianya yang tinggi, menjadikannya sebagai salah satu sumber daya mineral laut yang paling menjanjikan secara komersial. Namun, eksplorasi dan penambangannya membutuhkan teknologi tinggi dan regulasi yang ketat karena letaknya yang sangat dalam dan sensitif secara ekologis.
2. Galian C (Barang Tambang Golongan C)
Galian C atau Barang Tambang Golongan C merupakan kategori bahan galian dalam sistem klasifikasi pertambangan Indonesia yang mencakup mineral dan batuan industri dengan nilai ekonomi relatif rendah, tersebar luas, dan umumnya digunakan sebagai bahan baku industri atau material konstruksi. Berikut merupakan contoh-contoh Galian C (Barang Tambang Golongan C) :