Mohon tunggu...
Kompasiana Sultra
Kompasiana Sultra Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bebicara Politik di Tahun Politik Guna Menciptakan Pemilih yang Cerdas di 2019

15 November 2018   23:26 Diperbarui: 15 November 2018   23:55 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
La Ode Marwan, Ketua Umum Pergerakan Pelajar Indonesia Raya Kabupaten Muna

Ada yang mengatakan bahwa politik itu adalah sumber kejahatan namun sebenarnya politik itu bukan sebuah kejahatan. kalaupun ada yang jahat maka hanya kebetulan saja ada oknum yg jahat di politik. jadi pada dasarnya semua tergantung orangnya masing-masing sebab Kalau kita kembali melihat sejarah bahwa Negara-negara maju seperti Amerika, Jepang, Korsel, Inggris, Jerman mereka semua dibangun oleh politikus.

Di dalam sistim Pemerintahan Indonesia, tidak terkecuali Kabupaten Muma saya melihat dimana politik ini digunakan untuk meraih satu tujuan dengan menempuh cara-cara tertentu berupa persuasi berdasarkan pemikiran, penalaran, pengalaman, pandangan hidup, pendidikan, sosial, budaya dari seorang politisi.

Jadi tidaklah heran jika seorang elit politik seperti pejabat pemerintahan maupun tulang punggung dari partai politik menjalankan cara-cara tertentu dengan berbagai macam isu-isu yang berkembang untuk disampaikan kepada masyarakat dengan memakai dasar-dasar yang telah disebutkan di atas dalam rangka memberi pengaruh terhadap masyarakat, tujuannya jelas untuk meraih simpati dan dukungan terhadap dirinya atau partai politik dan ini sangat wajar kalau diperhatikan dari sisi kepentingan politisi yang mempunyai misi tertentu, sebab bagi mereka politik itu adalah seni mempengaruhi pandangan orang lain.

Namun Saat ini dalam panggung politik Kabupaten Muna telah terjadi banyak distorsi yang penuh kegaduhan dan kepalsuan.

Realitas politik saat ini menjadikan masyarakat awam bingung dalam memaknai realitas yang nyata atau maya. Yang asli atau manipulatif dalam dunia yang melebur penuh kegaduhan yang disumbang oleh para politisi. Juga konflik yang berkembang di media sosial. Kita prihatin betapa mudahnya aktor dan simpatisan politik menuliskan umpatan, makian, dan kata-kata kotor lainnya hanya untuk mengungkapkan perbedaan pandangan, pendapat bahkan orientasi politiknya yang seolah tanpa norma dan aturan.

Pada tangga 27 april 2019 mendatang indonesia akan kembali di hadapkan dengan pesta demokrasi (Pilpres maupun pilcaleg) yang tidak terlepas dari unsur politik,dan tentunya akan di perankan dengan cara yang berbeda-beda oleh politikus yang berkepentingan.

Mengantisipasi hal-hal yang tidak di inginkan sekaligus menjawab kebingungan dari masyarakat awam Tentunya kinerja pemerintah maupun pemuda atau mahasiswa sangat di butuhkan dalam mencerdaskan masyarakat awam agar tidak terjebak ataupun menjadi tumbal dari pada permainan politisi yang cenderung mementingkan kepentingan pribadi dengan mengatas namakan kepentingan umat.

Pemerintah maupun pemuda atau mahasiswa harus segera mengambil sikap sebelum hari H pemilihan berlangsung artinya bahwa kita harus menghindari penyesalan karena kecerdasan kita dalam menentukan pilihan hari itu akan berimbas pada maju dan tertinggalnya daerah kita saat ini dan masa mendatang.

Penulis : La Ode Marwan (Ketua Umum Pergerakan Pelajar Indonesia Raya Kabupaten Muna)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun