Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia. Buku: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri. BT 2022. KOTY 2024.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Premanisme di Lingkungan Pendidikan, Seperti Apa?

24 Maret 2025   14:46 Diperbarui: 25 Maret 2025   03:31 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan hanya kepala sekolah, tetapi juga guru, tenaga administrasi, dan seluruh pemangku kepentingan pendidikan harus bersama-sama menciptakan ekosistem yang bersih dari premanisme. Dengan demikian, sekolah dapat menjadi tempat yang benar-benar aman dan nyaman bagi semua pihak.

Selain itu, peran masyarakat dan orangtua murid juga tak kalah penting. Mereka harus mendukung kepala sekolah yang berintegritas serta tidak mudah percaya pada isu-isu yang beredar tanpa klarifikasi. 

Kolaborasi antara sekolah, masyarakat, dan pemerintah sangat diperlukan untuk memastikan sistem pendidikan tetap berada di jalur yang benar.

Untuk menumpas premanisme, regulasi yang lebih ketat juga harus diterapkan. Pemerintah perlu memperkuat sistem pengawasan dan transparansi dalam pengelolaan dana sekolah. Jika ada celah yang dapat dimanfaatkan oleh oknum maka celah tersebut harus segera ditutup dengan kebijakan yang jelas dan tegas.

Di era digital saat ini, keterbukaan informasi harus menjadi prioritas. Laporan keuangan sekolah harus dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan untuk menghindari penyalahgunaan dana. Semakin transparan suatu sistem maka semakin sulit bagi oknum premanisme untuk mencari celah.

Selain itu, sekolah harus membangun budaya berani melapor. Jika ada upaya intimidasi dari pihak luar, kepala sekolah dan tenaga pendidik harus segera melaporkannya kepada pihak berwenang. Dengan adanya sistem perlindungan bagi pelaporan maka praktik-praktik premanisme bisa lebih mudah diberantas.

Dalam perspektif pendidikan karakter pun keberanian melawan premanisme adalah bagian dari pendidikan moral yang harus ditanamkan kepada generasi muda. Jika sejak dini siswa melihat bahwa sekolah dikelola dengan jujur dan bebas dari intervensi negatif maka siswa akan tumbuh dengan pemahaman bahwa kejujuran adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar.

Di bulan Ramadan ini, mari kita jadikan momen ini sebagai titik balik untuk membersihkan dunia pendidikan dari praktik-praktik yang mencoreng martabat sekolah. Dengan bersatu melawan premanisme, kita tidak hanya melindungi institusi pendidikan tetapi juga menanamkan nilai-nilai luhur yang akan diwariskan kepada generasi ke generasi.

Sekolah adalah tempat mencetak generasi unggul dan bukan lahan untuk praktik-praktik transaksional yang merugikan. Mari bersama kita jaga dunia pendidikan dari tangan-tangan kotor yang ingin mengambil keuntungan pribadi.

Dengan komitmen yang kuat, keberanian yang tak tergoyahkan, dan integritas yang selalu dijaga, insya Allah, kita bisa memastikan bahwa sekolah tetap menjadi tempat yang pas untuk belajar. Sekolah bukan ladang premanisme yang menggerogoti masa depan bangsa.

Membangun sistem pendidikan yang berintegritas adalah investasi jangka panjang bagi bangsa. Jika kita membiarkan praktik premanisme terus tumbuh subur maka kita sedang menanam benih kehancuran bagi generasi mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun