Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia. Buku: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri. BT 2022. KOTY 2024.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Generasi Tua Jangan Ketinggalan Zaman

27 April 2013   14:45 Diperbarui: 23 April 2022   11:12 1097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
via http://ilham0191.files.wordpress.com/2011/04/


Perkembangan zaman dewasa ini sangat pesat. Kemajuan terjadi di segala lini kehidupan. Apapun sendi-sendi kehidupan kita saat ini tak kan luput dari perhatian dan pasti akan dibumbuhi dengan kemajuan terutama di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. 

Kita yang hidup di bumi saat ini harus mau menyesuaikan diri dengan segala perkembangan yang ada. Mau tak mau kita harus selalu update atau sekurang-kurangnya mengetahui dan paham mengenai sebuah perkembangan yang ada. Kita tak kan bisa hanya diam dan tak mau ambil pusing dengan kemajuan yang ada. Namanya saja kita manusia, makhluk yang selalu merasa ingin tahu tentang apapun itu. kita memang bukan sang pencipta atau pelopor kemajuan tersebut, namun apa salahnya bag kita untuk ikut berpartisipasi terhadap kemajuan-kemajuan tersebut.

Bagi generasi muda atau yang umurnya saat ini paling tua berkisar antara umur 40-an, bisa mengikuti segala perkembangan dan kemajuan dunia. Kita bisa mengikutinya dengan baik dan memahami seluk beluk kemajuan tersebut dengan cepat dan mudah. tak perlu banyak tanya kita kadang bisa mengikutinya dengan otodidak atau mempelajarinya secara pribadi. Namun bagaimana dengan generasi-generasi yang bisa dikatakan sudah tua, lanjut usia atau dengan kata yang lebih indah, sudah tidak muda lagi.. he he..

Bagi mereka, mengikuti perkembangan dan kemajuan zaman terasa agak susah dan tak mudah untuk diikuti dan dipahami. Terutama yang berkaitan dengan kemajuan perkembangan di bidang teknologi, komunikasi dan informasi. Generasi yang lebih tua itu sesuai pengamatan, mereka memang agak susah untuk mengikuti perkembangan tersebut.

Coba tanyakan kepada mereka tentang internet, mesin pencarian, email, facebook, ngetwit di twitter, loading, download dan apapun itu, saya yakin mereka langsung mengatakan tak tahu apa itu. jikalau mereka tahu atau sering mendengar kata-kata seperti itu namun mereka tak paham secara pasti apa yang mereka dengar itu. mereka mungkin hanya bisa menyimak di televisi atau orang-orang sekitar yang membicarakannya, dan mereka hanya bisa berimajinasi. Membayangkan hal-hal yang sebenarnya mungkin tak seperti apa yang terimajinasikan oleh mereka di alam bawah sadar.

Saya umpamakan kakek dan nenek saya di kampung. Mereka tak paham apa itu internet. Kalau di katakana kata-kata internet, mereka tahu apa itu internet, namun karena tak pernah dan hingga kini belum sempat bersentuhan langsung dengan perangkat internet atau computer maka secara tak sadar mereka hanya bisa mengiyakan dan mengikuti kata-kata kita semata. Saya yakin tak hanya dialami oleh kakek dan nenek saya tapi juga kakek-nenek, eyang-eyang, simbah-romo dan apalah sebutannya untuk teman-teman pada mereka, juga akan mendapati hal yang sama.

Contoh lain adalah guru saya sendiri dulu ketika SMA. Memang ibu guru saya bisa digolongkan generasi tua yang saat ini umur beliau lebih kurang sekitar 50-an atau mungkin barangkali sudah mendekati 50-an. Walaupun ibu guru saya seorang pendidik namun untuk mengikuti perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi cukup susah. Yaaa tentu bisa dimaklumi karena beliau seorang guru agama dan bukan guru ekonomi, biologi atau semacamnya. 

Beliau baru bisa paham menggunakan hape. Beliau sudah bisa menggunakan untuk memanggil atau mengangkat panggilan dan mengirim pesan singkat. jika ditanya tentang internet beliau masih kurang paham. Jikalau ada hal yang berhubungan dengan internet, beliau tinggal minta tolong pada penjaga warnet, siswanya atau mungkin anaknya yang mengerti dan paham internet.

Dan sekali lagi hal semacam itu tak hanya dialami oleh guru saya itu. guru-guru anda yang sudah lumayan tua usianya di sekolahan dulu kebanyakan pasti juga mengalami serupa. Tak usah malu untuk membenarkannya karena memang kasus semacam itu biasa dan faktanya memang seperti itu.

Sebenarnya dari mereka, banyak yang mau belajar memahami perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi. Mereka mau mempelajarinya. Mereka mau beradaptasi dengan perkembangan zaman. Mereka tak mau ketinggalan zaman lantaran usia mereka yang sudah tua-tua. Mereka mau ikut gaul dan up-to-date..

Namun kendalanya, terkadang mereka tak punya akses dengan mudah untuk itu. misalkan saja kasus seorang ibu-ibu yang punya anak muda. Anaknya bisa internetan dan mengikuti perkembangan zaman. Namun ketika sang ibu ingin mempelajari apa yang dipelajari anaknya, sang ibu juga ingin bisa mengakses internet atau menjalankan fungsi hape, si anak enggan untuk mengajarkan pada anak. 

Timbul pertanyaan, susahkah untuk mengajarkan orang tua kita sendiri perkembangan teknologi?

Kenapa banyak anak muda yang malu dan malas mengajarkan orang tuanya sendiri cara untuk menggunakan hape atau internet? Padahal jelas-jelas saja bahwa uang untuk membeli hape dan perangkat untuk mengakses internet itu asalnya dari orang tua.

Alasan yang paling utama yang dilontarkan oleh anak-anak muda adalah karena mengajarkan orang tua kita sendiri butuh kesabaran lebih. Maklum saja orang tua kita itu sudah termasuk generasi tua-tua. Jadi untuk mengenalkan mereka cara menggunakan perangkat-perangkat tersebut terasa cukup merepotkan. Apalagi orang tua biasanya cenderung banyak tanya dan tak bisa hanya sekali penyampaian. Itulah alasan utama kenapa anak-anak muda malas dan enggan untuk mengajarkan.

Namun seharusnya anak-anak muda harus paham bagaimana pentingnya mengajarkan orang tua untuk ikut berpartisipasi. Anak-anak muda harus sadar bahwa orang tua dan generasi perlu berperan dan ikut pro aktif dalam perkembangan zaman. Untuk itu anak-anak muda harus paham dulu apa saja manfaatnya mengajarkan orang tua teknologi, informasi dan komunikasi. Berikut ini beberapa manfaatnya, yakni:

Pertama, memudahkan menjalin komunikasi dengan orang tua. Jika orang tua kita paham bagaimana menggunakan hape tentu akan memudahkan kita berkomunikasi saat waktu-waktu tertentu. Misalkan mengabarkan ketika mengalami kemalangan, memberitahukan orang tua untuk pulang terlambat lantaran ada kegiatan tambahan di sekolah misalkan sehingga orang tua tidak merasa khawatir, minta ditranferkan uang bulanan bagi yang tinggal berjauhan dengan orang tuanya dan lain sebagainya. Dengan demikian sangat memudahkan aktifitas kita dan orang tua dalam berkomunikasi.

Kedua, Bisa ikut beradapasi dan berpartisipasi dengan kemajuan. Pasti banyak diantara kita yang malu jika orang tuanya tak bisa pakai hape. Jika teman-teman tahu pasti banyak anak muda yang akan merasa sangat malu. Untuk itu, daripada malu mendapati teman mengetahu orang tua kita ketinggalan zaman mending mengajarkan orang tua kita masing-masing. kan bangga jika orang tua kita ikut gauuulll dan aptudet… he he..

Ketiga, Ajang orang tua untuk aktualisasi diri. Dengan mereka mau mempelajari teknologi dan perangkat-perangkat yang berkaitan dengan itu semua, maka itu berarti bahwa orang tua kita mau menjadi orang tua yang pandai. Mereka masih mau memaksimalkan kemampuan intelegensinya walaupun umur sudah tua. Itu tak berarti asalkan bisa aktualisasi diri. 

Dengan ketiga poin tersebut kita paham dan sadar bahwa pentingnya untuk ikut mengajarkan orang tua kita segala perkembangan dan kemajuan yang ada. Terutama di bidang-bidang yang erat kaitannya dengan kehidupan bersosialisasi dan berkomunikasi. 

Saat ini atau jika nanti kita mendapati hal diatas, kita sebagai generasi muda yang melek dan memahami segala kemajuan di dunia ini, apa yang selayaknya kita lakukan? jika orang tua kita mau mengaktualisasikan diri dan kemampuan intelegensinya apa yang harus kita lakukan? beberapa tips dibawah ini bisa kita lakukan. apa saja itu?

1. Yakin dan sadar. Yang utama sekali kita lakukan adalah kita harus sadar secara benar bahwa hal ini sangat penting untuk mengajarkan orang tua kita kemajuan. Kita sebagai anak harus merasa bertanggung jawab untuk mengajarkan orang tua kita masing-masing.

 

2. Membuang rasa malas dan malu. Jika kita sudah sadar maka secara otomatis perasaan malas dan enggan untuk mengajarkan orang tua akan bisa sedikit teratasi. Maka langkah selanjutnya adalah mari ajarkan..

 

3. Sabar dan mengajarkan denga lemah lembut serta penuh kesopanan. Mereka orang tua atau orang-orang memang sewajibnya kita hargai dan hormati. Walaupun orang-orang tua itu banyak tanya dan tak mudah memahami dengan sekali penjelasan tapi kita harus selalu sabar. Jangan pernah melontarkan kata-kata keras dan kasar dan selalunya untuk bersikap lemah lembut dan sopan.

 

4. Talk less do more. Apa maksudnya? Kebanyakan orang cepat dan mudah memahami sesuatu jika dilakukan secara demonstasi bukan presentasi. Praktek mudah dipahami daripada teori. Oleh sebab itu dalam pengajaran hendaklah diaplikasikan langsung dalam kegiatan praktek. 

 

Pada akhirnya kita harus peduli pada orang tua dan generasi-generasi yang sudah tua untuk mengenalkan dan mengajarkan mereka kemajuan zaman. Agar mereka bisa merasa keberadaan mereka di dunia ini lebih terasa indah.. salam.. ^_^

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun