Mohon tunggu...
Muhammad Akbar
Muhammad Akbar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Yahudi dan Persoalannya

23 Juli 2017   11:40 Diperbarui: 23 Juli 2017   17:27 1228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mucahidolmayacalisangenc.tumblr.com

Isaac deutscher dalam esai yang ditulisnya berjudul "the non-jewish jew" berbicara tentang bagaimana tokoh dan pemikir revolusioner berdarah yahudi semisal spinoza, karl max, sigmund freud, rosa luxemburg, dan leon trotsky dinilai dari perspektif yahudi. Menurutnya, para pemikir tersebut disatu sisi adalah sekelompok kaum heretics yang menyimpang dari pakum yudaisme. Tapi disisi lain, mereka sejatinya para pelintas batas yang justru memperkaya khazanah budaya yahudi itu sendiri. Mereka berada diluar yahudi, tapi juga sekaligus didalamnya. 

Itulah yang disebut deutscher sebagai "yahudi non-yahudi". Bagi deutscher inilah yang mestinya menjadi model untuk merumuskan identitas keyahudian modern. Yakni sebuah identitas yang terbuka. Yang atas dasar ini deutscher menentang zionisme yang baginya hanya akan menyempitkan keyahudian dan lebih tertutup. Karena deutscher meyakini keyahudian sejatinya justru identik "pesan emansipasi kemanusiaan universal".

Sejalan dengan gilad atzmon dimatanya zionisme terbukti membawa bangsa yahudi kearah tribalisme yang ekslusif, rasis, dan deskriminatif. Dalam pernyataan yang dikutip buya syafii " saya pikir ideologi yahudi (zionisme) sedang mendorong kita ini menuju sebuah malapetaka, dan kita harus menghentikannya".

Herzl menerbitkan buku  der judenstaat (negara yahudi) yang sekaligus menandai kelahiran zionisme di eropa barat. Herzl menyatakan kaum yahudi hidup tepencar-pencar diberbagai belahan dunia, tanpa punya negara yang menjadi rumah mereka sendiri. Diaspora yang sudah berlangsung ratusan tahun ini, menurut herzl, menyebabkan yahudi terus hidup dalam apa yang ia sebut sebagai abnormalitas, kondisi abnormal inilah yang menyebabkan mereka rentan terhadap serangan antisemitisme, bahkan pada masa modern sekalipun. Herzl memberi solusi dengan menyudahi abnormalistik kehidupan diaspora tersebut melalui proses normalisasi kehidupan bangsa yahudi dengan mendirikan negaranya sendiri, yakni negara yahudi.

Tidak semua kalangan zionis setuju dengan usulan herzl yang terlalu terpaku pada pembentukan politik negara. Namun inilah akar awal munculnya zionisme sebagai kebutuhan pragmatis bagi bangsa yahudi, yakni sebagai solusi untuk menyudahi antisemitisme. Pembentukan negara israel dianggap sebagai instrumen, bukan tujuan pada dirinya sendiri.

Namun, zionisme revisionis melangkah jauh dari herzl bagi jobotinsky, pendirian negara israel harus dipertahankan dengan membangun kekuatan militer yang kokoh. Dalam esainya "tembok besi" ia menegaskan bahwa kalangan yahudi mesti menyadari adanya pertautan alamiah antara palestina dan tanah kelahiran mereka, tak heran mereka menentang berdirinya negara yahudi di palestina. Kata jobotinsky sandainya kita arab, kita akan menentangnya juga. Maka untuk merealisasikan proyek zionisme kaum yahudi mesti membangun kekuatan militer yang betul kokoh layaknya tembok besi, dengan kata lain dalam pandangan jobotinsky kekuatan militer menjadi sarana pemaksa agar  pihak arab mengakui keberadaan israel.

Oleh kerena itu zionisme hadir dengan gambaran yahudi baru adalah sosok yang kuat dan berotot.

Martin buber mencoba mengkritisi obsesi zionisme rerhadap kekuatan fisik dalam bentuk "negara yahudi dengan bendera,meriam, dan dekorasi militer" dimata buber, yahudi israel lebih memilih metode hitler sebagai model untuk melindungi diri.

Apakah situasi yang terjadi saat ini sesuai dengan bayangan herzl tentang normalisasi bangsa yahudi? Dengan mempunyai negara sendiri, mereka membayangkan tak lagi berada dalam abnormalitas kehidupan diaspora dan bisa hidup normal seperti bangsa lain. Harapannya adalah agar antisemitisme lenyap.

Tapi setelah lebih enam dasawarsa berdiri, yang terjadi justru jauh dari kata normal dalam arti yang dibayangkan herzl. Setidaknya, antipati terhadap israel meluas, dan antisemitisme justru menguat. Mereka juga didera rasa terkepung yang takut sehingga senantiasa melihat sekelilingnya sebagai ancaman. Ungkapan : jika yang anda punya hanya palu, dunia sekitar akan menjadi paku. Tepat sekali untuk melukiskan tabiat israel.

Di eropa, yahudi dideskriminasi dan dipersepsikan sebagai liyan "yang lain". Namun, di israel yahudi tiba-tiba bermetamorfosis menjadi eropa yang memosisikan arab sebagai "yang lain". Sebagaimana diketahui yahudi hengkang dari eropa dan bertransformasi menjadi eropa dengan cara berada diluar eropa. Jika dibarat yahudi adalah timur, maka ditimur mereka menjadi barat. Disitulah letak irono zionisme, pendirian negara yahudi yang semula hanya diniatkan sebagai solusi persoalan yahudi di eropa. Namun, dalam kenyataannya, zionisme justru melahirkan the arab question. Narasi zionisme selalu berkisar tentang posisi yahudi sebagai the other di eropa yang mejadi target serangan antisemitisme dan korban holocaust, tanpa peduli dengan bangsa arab yang mereka perlakukan sebagai the other di palestina. Bangsa arab palestina, dalam istilah edward said, adalah victim of the victim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun