Contoh Penerapan Rekursi
Beberapa contoh klasik yang sering dijadikan bahan latihan untuk memahami rekursi adalah:
Faktorial - Perkalian bilangan bulat dari n hingga 1 dapat dirumuskan dengan rekursi karena faktorial n sama dengan n dikali faktorial dari n-1.
Deret Fibonacci - Angka ke-n pada deret ini merupakan penjumlahan dari dua angka sebelumnya. Implementasi rekursifnya sederhana, meskipun secara efisiensi kurang optimal.
Pangkat - Menghitung bilangan basis yang dipangkatkan dengan eksponen juga bisa diselesaikan dengan rekursi.
Penjumlahan elemen list - Sebuah list bisa dijumlahkan dengan cara mengambil elemen pertama lalu menjumlahkannya dengan hasil penjumlahan dari sisa list.
Pembalikan string - Dengan memproses karakter pertama dan kemudian memanggil fungsi untuk membalik sisa string, kita bisa menghasilkan string terbalik.
Optimisasi Rekursi
Meski rekursi sederhana, ada kelemahannya, ia bisa menjadi lambat jika menghitung hal yang sama berulang kali. Contoh klasik adalah deret Fibonacci. Untuk mengatasi hal ini, dikenal teknik memoization, yaitu menyimpan hasil perhitungan agar tidak dihitung ulang. Selain itu, Python memiliki batas kedalaman rekursi (default sekitar 1000), sehingga untuk masalah yang sangat besar, pendekatan iteratif atau rekursi dengan optimisasi tambahan bisa lebih baik.
Kesimpulan
Rekursi adalah konsep dasar yang wajib dipahami oleh setiap programmer. Ia tidak hanya menyederhanakan penulisan kode, tetapi juga membantu kita berpikir dalam pola yang terstruktur. Dengan memahami dua komponen utamanya, kasus dasar dan langkah rekursif, serta mempelajari berbagai contoh penggunaannya, seorang programmer dapat memanfaatkan rekursi untuk menyelesaikan beragam masalah mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks. (Akbar)*