“Meski aplikasi ini masih berupa gagasan dan simulasi, pengalaman ini membuat kami sadar bahwa teknologi digital bisa menawarkan solusi nyata untuk persoalan sehari-hari,”
SETIAP mahasiswa pasti pernah merasakan bagaimana rasanya mendapat penugasan kelompok dari dosen. Berbeda dengan tugas harian individu atau ujian praktik, tugas khusus seperti ini biasanya menuntut kami untuk lebih kreatif, mampu memecahkan masalah nyata, sekaligus belajar bekerja sama dalam tim.
Saat mata kuliah “Teknologi dan Transformasi Digital”, kelompok kami (Kelompok 3) yang beranggotakan saya, Raditya, Akmal, Ridwan, Faiz, dan Fathinah mendapat tugas untuk merancang ide aplikasi berbasis teknologi.
Dosen memberi kami kebebasan memilih masalah yang ingin diselesaikan, asalkan masih relevan dengan perkembangan teknologi digital.
Setelah beberapa kali berdiskusi secara onlne, kami sepakat mengangkat masalah sistem parkiran indoor.
Ide ini muncul dari pengalaman sehari-hari ketika sulit mencari tempat parkir di gedung-gedung besar. Rasanya melelahkan memang ketika kita harus berputar-putar untuk menemukan ruang parkir kosong. Dari situlah lahir sebuah gagasan, bagaimana kalau ada aplikasi berbasis peta yang bisa langsung terhubung dengan sistem pengelolaan parkir?
Bersama-sama, kami mengembangkan ide tersebut dengan memanfaatkan big data.
Di sini kami membayangkan sebuah aplikasi yang bisa menunjukkan rute tercepat menuju ruang parkir kosong, sekaligus memberi rekomendasi tempat terbaik, misalnya dekat lift atau pintu keluar sesuai kebutuhan pengguna.
Aplikasi ini juga dapat menghitung tarif secara otomatis berdasarkan waktu masuk dan keluar kendaraan, serta menampilkan informasi terbaru mengenai ruang parkir yang baru saja kosong.