Kota yang dikategorikan sebagai pusat mempunyai karakteristik yang berbeda dengan kota yang dikategorikan sebagai kota yang mempunyai sifat sub pusat. Kota yang dikategorikan sebagai kota pusat biasanya akan mempunyai impact yang tinggi terhadap wilayah yang dikategorikan sebagai sub pusat. Biasanya Kawasan yang dikategorikan sebagai pusat akan mempunyai karakteristik perdagangan dan jasa yang mana selalu berkutat di sektor sekunder dan tersier, sementara pada kota yang dikategorikan sebagai kota sub pusat akan berkutat pada sektor primer saja, yang mana nantinya aktifitas dari kota sub pusat ini hanya berada pada sektor produksi saja.
Pada kota yang dikategorikan sebagai kota sub pusat nantinya bersaing dengan kota sub pusat lain dengan cara mencari sektor basis mereka yang mana nantinya akan menjadi sektor unggulan utama mereka hal ini menjadi persaingan karena sektor unggulan, sektor unggulan mereka akan bersaing dengan daerah lain yang mempunyai sektor unggulan yang sama. Ketika mereka mempunyai sektor unggulan yang sama maka nantinya akan timbul persaingan maka ketika timbul persaingan aka nada peningkatan kualitas terhadap sektor tersebut. Sesuai dengan konsep ekonomi yang mana menyebutkan bahwa jika menginginkan kualitas produk yang meningkat maka berikan saja kompetisi pada perdagangan tersebut.
Kota yang menjadi kota pusat akan mencirikan bahwa kota tersebut focus untuk menjual produk yang diterima dari kota sub pusat dimana kota sub pusat mempunyai ciri sebagai kota produksi. Kota yang mempunyai ciri khas pusat kota mempunyai ciri berupa kota tersebut sudah dianggap maju, mencirikan heterogen dan permasalahan yang kompleks. Kota sebagai pusat akan memberikan dampak yang signifikan terhadap kota disekitarnya, dampaknya akan membuat kota disekitarnya berkembang salah satu contohnya adalah GERBANGKERTASUSILA yang mana dapat disebut sebagai Metropolitan didaerah Surabaya yang menghubungkan antara Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan yang mana yang menjadi kota pusat merupakan kota Surabaya, dapat dilihat yang menjadi sub pusat seperti Sidoarjo kota tersebut berkembang cukup pesat.
Dalam teori ekonomi klasik menyatakan bahwa kota yang menjadi sub pusat akan terjadi persaingan yang sifatnya nantinya akan merugikan kota sub pusat hal ini dikarenakan kota yang menjadi pusat menjadi musuh daripada kota sub pusat, kota pusat akan mematikan kota sub pusat dikarenakan kota pusat akan menarik banyak investor dan pengunjung sehingga kota sub pusat akan mengalami ketertinggalan. Akan tetapi dalam teori ekonomi neo klasik diungkapkan bahwa hal itu salah dikarenakan kota yang menjadi pusat akan mendukung perekonomian sub pusat dimana sub pusat menjadi penunjang dari kebutuhan kota pusat sehingga timbul timbal balik. Hubungan yang merugikan akan timbul apabila tidak terjadi timbal balik yang seimbang antara kota pusat dan sub pusat.