Mohon tunggu...
Akaha Taufan Aminudin
Akaha Taufan Aminudin Mohon Tunggu... Sastrawan

Koordinator Himpunan Penulis Pengarang Penyair Nusantara HP3N Kota Batu Wisata Sastra Budaya SATUPENA JAWA TIMUR

Selanjutnya

Tutup

Book

Dhenok Kristianti, Menyalakan Kembali Api Agni Brata: Refleksi atas Kepemimpinan dan Semangat Merdeka di Indonesia

16 Oktober 2025   15:07 Diperbarui: 16 Oktober 2025   15:07 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo Akaha Taufan Aminudin Koordinator SATUPENA JAWA TIMUR INDONESIA 

*Dhenok Kristianti, Menyalakan Kembali Api Agni Brata: Refleksi atas Kepemimpinan dan Semangat Merdeka di Indonesia*

Oleh : Akaha Taufan Aminudin

Tulisan ini mengajak kita merenungkan esensi kepemimpinan sejati lewat ajaran Agni Brata dalam tradisi pewayangan, sekaligus menyoroti realitas kepemimpinan yang kerap jauh dari idealisme tersebut.

Melalui refleksi publikasi karya-karya Satupena Pulau Jawa, artikel ini mengajak kita untuk bersama-sama mengobarkan "api kemerdekaan" sejati --- sebuah kemerdekaan tanpa penindasan dan ketidakadilan.

Bagaimana kita bisa menyalakan kembali semangat itu di dada pemimpin dan rakyat demi masa depan bangsa yang lebih baik?

Api yang Tak Lekang oleh Waktu: Mengingat Ajaran Agni Brata

Dalam hiruk-pikuk kehidupan berbangsa yang kerap diwarnai ketimpangan dan kekisruhan, ajaran Astabrata dari dunia pewayangan muncul sebagai cahaya pencerahan, khususnya Agni Brata.

Di mana pemimpin diibaratkan seperti api yang memancarkan keberanian, ketegasan, dan semangat membara untuk membakar segala kebatilan dan menyalakan kebaikan.

Kata Agni berarti api, dan brata adalah perilaku atau sifat. Dua kata ini menyatu memberi makna sangat dalam: pemimpin harus berani seperti api, yang tidak gentar menghadapi tantangan, serta mampu menghangatkan dan menerangi sekitar.

Konsep ini filosofis sekaligus menggugah, seolah menuntut bahwa kepemimpinan bukan hanya soal kekuasaan, tetapi tentang transformasi dan pemberdayaan.

Namun, ironisnya, di negeri ini, mimpi akan pemimpin seperti api yang menyala itu masih jauh dari kenyataan. Sebaliknya, kita kerap menyaksikan pemimpin yang justru terjebak dalam jerat kepentingan pribadi dan tindak kejahatan, melemahkan rasa keadilan dan memperlebar jurang ketimpangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun