*Dhenok Kristianti, Menyalakan Kembali Api Agni Brata: Refleksi atas Kepemimpinan dan Semangat Merdeka di Indonesia*
Oleh : Akaha Taufan Aminudin
Tulisan ini mengajak kita merenungkan esensi kepemimpinan sejati lewat ajaran Agni Brata dalam tradisi pewayangan, sekaligus menyoroti realitas kepemimpinan yang kerap jauh dari idealisme tersebut.
Melalui refleksi publikasi karya-karya Satupena Pulau Jawa, artikel ini mengajak kita untuk bersama-sama mengobarkan "api kemerdekaan" sejati --- sebuah kemerdekaan tanpa penindasan dan ketidakadilan.
Bagaimana kita bisa menyalakan kembali semangat itu di dada pemimpin dan rakyat demi masa depan bangsa yang lebih baik?
Api yang Tak Lekang oleh Waktu: Mengingat Ajaran Agni Brata
Dalam hiruk-pikuk kehidupan berbangsa yang kerap diwarnai ketimpangan dan kekisruhan, ajaran Astabrata dari dunia pewayangan muncul sebagai cahaya pencerahan, khususnya Agni Brata.
Di mana pemimpin diibaratkan seperti api yang memancarkan keberanian, ketegasan, dan semangat membara untuk membakar segala kebatilan dan menyalakan kebaikan.
Kata Agni berarti api, dan brata adalah perilaku atau sifat. Dua kata ini menyatu memberi makna sangat dalam: pemimpin harus berani seperti api, yang tidak gentar menghadapi tantangan, serta mampu menghangatkan dan menerangi sekitar.
Konsep ini filosofis sekaligus menggugah, seolah menuntut bahwa kepemimpinan bukan hanya soal kekuasaan, tetapi tentang transformasi dan pemberdayaan.
Namun, ironisnya, di negeri ini, mimpi akan pemimpin seperti api yang menyala itu masih jauh dari kenyataan. Sebaliknya, kita kerap menyaksikan pemimpin yang justru terjebak dalam jerat kepentingan pribadi dan tindak kejahatan, melemahkan rasa keadilan dan memperlebar jurang ketimpangan.