Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Generalist

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Mungkin tidak signifikan, namun melalui niat baik, doa dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sosial maupun lingkungan alam dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Konsep Bioneuropsikologi Untuk Ketenangan Hidup

30 September 2025   19:06 Diperbarui: 30 September 2025   19:06 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kerja otak (freepik)

Banyak orang kenal Stoik atau Filosofi Teras sebagai cara mengelola emosi. Dua tahun terakhir saya menemukan pendekatan yang lebih segar: mengatur emosi lewat prinsip-prinsip Bioneuropsikologi. Hasilnya jauh lebih terasa daripada tips bahagia ala motivator.

Metode ini bukan trik instan. Dengan Bioneuropsikologi kita belajar mengatur amarah, kegelisahan, rasa sepi, bahkan menjaga kebahagiaan agar tetap stabil. Tujuan ringkasnya: hidup jadi lebih tenang, tidak mudah stres, tidak gampang cemas atau overthinking, biar tidak gampang bersedih, tidak gampang gumunan atau terbawa euforia, dan tidak larut dalam rasa terlalu senang atau terlalu bahagia. Intinya: seimbang.

Karena faktanya, kekayaan, harta benda, jabatan, atau status sosial setinggi apa pun tidak otomatis menjamin ketenangan hidup. Banyak orang punya segalanya di luar, tapi pikirannya tetap gaduh di dalam. Yang menentukan justru cara kita mengelola emosi dan kesadaran diri.

Kesadaran kita bisa dianalogikan seperti meja besar, wadah kerja kesadaran kita. Semua memori tersimpan di lemari arsip. Nah, amigdala dapat diibaratkan sebagai Menteri Koordinator Emosi, pejabat tinggi yang selalu sigap membaca sinyal bahaya, tetapi sering terlalu reaktif. Untungnya ada prefrontal korteks yang berperan sebagai Menteri Kebijaksanaan, tenang, rasional, dan mampu menimbang apakah file yang diletakkan di meja kesadaran memang relevan. Sementara itu, hipokampus bisa kita anggap sebagai Menteri Koordinator Arsip dan Sejarah, yang rajin membuka catatan lama untuk memberi konteks. Dengan latihan Bioneuropsikologi, seluruh kabinet batin ini bisa bekerja lebih harmonis.

Yang penting disadari: meja besar itu adalah kesadaran kita, bukan otak kita. Otak hanyalah alat biologis yang menghubungkan kesadaran dengan dunia; tubuh juga alat dan wadah. Kalau kita tidak sadar, alat ini mudah mengambil alih. Dengan memahami dan melatih Bioneuropsikologi, kita belajar menjadi "tuan rumah" bagi otak dan tubuh kita sendiri --- menggunakannya dengan bijak, bukan sebaliknya.

Lalu apa manfaat nyatanya?

1. Overthinking sebelum tidur: saat pikiran liar mengganggu, kesadaran bisa mengembalikan "file" yang tidak relevan ke arsip. Hasilnya, tidur lebih cepat dan nyenyak.

2. Konflik dalam hubungan: ketika nada bicara orang dekat meninggi, alih-alih langsung meledak, kesadaran memilih menahan diri, mendengar dulu, baru merespons dengan tenang. Pertengkaran mereda, hubungan terjaga.

3. Tekanan kerja: saat deadline menumpuk dan stres mulai naik, kesadaran bisa menilai bahwa alarm dari amigdala hanyalah "alarm palsu", lalu mengarahkan fokus ke tugas terpenting. Produktivitas terjaga tanpa stres berlebihan.

4. Situasi publik: menunggu antrian panjang tanpa marah-marah, karena kesadaran memilih menyimpan kembali file "emosi kesal" ke arsip, sehingga energi tidak terbuang percuma.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun