Mohon tunggu...
Lohmenz Neinjelen
Lohmenz Neinjelen Mohon Tunggu... Buruh - Bola Itu Bundar, Bukan Peang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://gonjreng.com/

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Langkah Kocak Masih Berlanjut

8 Oktober 2015   12:36 Diperbarui: 9 Desember 2017   10:47 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan sebelumnya di sini - Apa Itu Langkah Kocak?-, membahas tentang langkah yang fatal dalam permainan catur atau biasa disebut blunder yang bisa dilakukan oleh pecatur pemula, Grandmaster super hingga para juara dunia catur.

Salah satu penyebab seorang pecatur sampai terjerumus melakukan langkah kocak atau blunder adalah tidak fokus atau hilang konsentrasi yang bisa disebabkan oleh hal-hal yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan olahraga catur itu sendiri, dan contohnya pun sudah diberikan pada tulisan sebelumnya itu.

Masih banyak hal yang tidak berkait dengan olahraga catur, tapi bisa mengganggu pikiran dan berpengaruh buruk pada pertandingan karena tidak fokus atau hilangnya konsentrasi. Contoh lainnya pernah terjadi pada Jose Raul Capablanca.

Capablanca adalah juara dunia catur selama 26 tahun (1921-1927) atau terlama kedua setelah Emanuel Lasker (27 tahun, 1894-1921). Pada tahun 1929, Capablanca sedang bertanding melawan Friedrich Saemisch pada sebuah turnamen di Karlsbad, Jerman. Selama turnamen itu ia terlibat affair dengan seorang perempuan, dan duduk di baris pertama menyaksikan ia bertanding. Tanpa pemberitahuan sebelumnya sang istri datang ke turnamen tersebut. Bayangkan saja seperti apa paniknya mantan juara dunia ini. Pertandingan baru berlangsung delapan langkah, ia sudah melakukan langkah kocak atau blunder. Empat langkah kemudian kalah satu perwira Kuda. Capablanca masih meneruskan pertandingan dan baru menyerah pada langkah 62.

Tidak Fokus atau Hilang Konsentrasi salah satu penyebab langkah kocak atau blunder yang mendatangkan malapetaka yang berujung kekalahan. Penyebab langkah kocak lainnya adalah Cepat Puas Diri, Anggap Enteng Lawan, atau Terlalu Yakin Sudah Menang.

Berkat permainan yang ciamik dan manuver-manuver yang cantik sejak babak awal hingga babak tengah seorang pecatur akan menghasilkan keunggulan posisi dan atau materi buah catur pada permainan babak akhir. Mungkin saja keunggulan itu sudah didapat di babak awal atau tengah tadi. Timbullah rasa puas diri, menganggap lawan sudah tidak berdaya, padahal pertandingan belum berakhir. Kemudian terjadilah langkah kocak atau blunder yang membuyarkan kemenangan yang sudah di depan mata tadi.

Selama lawan belum merubuhkan buah catur Rajanya, ia masih melawan. Pertandingan belum berakhir atau masih berlangsung. Sebaiknya jangan terlalu cepat puas diri, anggap enteng lawan atau sudah merasa yakin pasti menang. Langkah kocak atau blunder bisa saja terjadi, dan akhirnya menyes...menyesal, tapi sudah terlambat.

Putih kalah kualitas perwira, tapi dengan tiga bidak bebas yang dimilikinya putih hanya butuh sentuhan akhir untuk memenangkan pertandingan ini. Langkah hitam sebelumnya Ba6-c6, mengancam mat di petak c1 (Bc6-c1+) Langkah putih selanjutnya, Ba3-a1. Mencegah ancaman mat Benteng hitam tadi. Sekilas langkah putih ini bagus, padahal langkah kocak atau blunder.

Langkah hitam selanjutnya adalah, Kd2-f3+!.

Putih menyerah kalah. Lenyap sudah kemenangan di depan mata itu karena sebuah langkah kocak. Percuma saja putih g2xKf3. Dua langkah kemudian Raja putih tewas. Hitam Bc6-g6+, kemudian Ke4-f2+, mat.

Ilustrasi pertandingan di atas tadi diambil dari Kejuaraan Dunia 1978 di Baguio City, Filipina antara Anatoly Karpov dan Viktor Korchnoi partai ke 17. Berkat langkah kocak atau blunder yang dilakukan oleh Viktor Korchnoi tadi, Karpov pun unggul dengan skor sementara 4-1.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun