Mohon tunggu...
Lohmenz Neinjelen
Lohmenz Neinjelen Mohon Tunggu... Buruh - Bola Itu Bundar, Bukan Peang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://gonjreng.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Timnas Indonesia dan Kasus Hoaks Ratna Sarumpaet

29 Oktober 2018   07:05 Diperbarui: 29 Oktober 2018   10:10 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: bola.com

Timnas Indonesia U-19 dipecundangi oleh Timnas Jepang U-19 di babak perempat final Piala Asia U-19 2018 dengan skor akhir 0-2 di Stadion Utama Gelora Bung Karno sesuai prediksi - Timnas Indonesia U-19 Dibantai Jepang Tanpa Ampun? - .

Pupus sudah harapan Timnas Indonesia U-19 untuk berlaga di Piala Dunia U-20 2019 di Polandia.

Prediksinya tepat, apakah karena sebelumnya rajin mengikuti perkembangan dan pertandingan di Piala Asia U-19 2018?

Tidak, sama sekali tidak.

Mengapa bisa tepat prediksinya?

Ada media, tinggal baca saja beritanya. Timnas Jepang U-19 juara bertahan dan bermain gemilang di babak penyisihan, sedangkan Timnas Indonesia U-19 ngos-ngosan bisa melangkah ke babak berikutnya. Di samping itu Jepang saat ini merupakan negara yang maju sepakbolanya. Tinggal merem saja sudah bisa ditebak atau diprediksi hasil akhirnya.

Mengapa masih ada sebagian pihak yang tetap optimis Timnas Indonesia U-19 mampu mengalahkan Timnas Jepang U-19 dan lolos ke Piala Dunia U-20?

Untuk menjawab pertanyaan ini, sejenak kembali pada kasus hoaks Ratna Sarumpaet yang sempat menggemparkan jagat politik Indonesia.

Sejumlah politikus terlihat begitu mudahnya dibohongi oleh Ratna Sarumpaet atas pernyataannya digebuki oleh 2-3 orang di Bandung sehingga wajahnya pun babak belur.

Padahal salah satu politikus yang tertipu atau dibohongi tadi ada yang mengatakan jenius dengan IQ 120. Juga ada politikus lainnya yang menyandang gelar profesor dan guru besar ilmu politik. Tapi mengapa masih bisa begitu mudahnya tertipu atau dibohongi sehingga terlihat bodoh di mata publik?

Jawaban sederhananya, karena "lebih dominan perasaan dibanding pikiran yang berbicara". Makanya tidak dilakukan cek dan ricek lagi untuk memastikan kebenaran cerita dari Ratna Sarumpaet tadi. Percaya begitu saja, padahal ada yang sudah bertemu dan berbicara langsung, tapi masih saja bisa ditipu atau dibohongi. Apakah dari mimik wajah dan penuturan tidak bisa diketahui? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun