Mohon tunggu...
Aji Septiaji
Aji Septiaji Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Berbagi kebaikan melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keterampilan Berbahasa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

27 Desember 2017   16:55 Diperbarui: 27 Desember 2017   16:58 48442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Keterampilan berbicara merupakan salah satu komponen dalm pembelajaran bahasa Indonesia yang harus dimiliki oleh pendidik dan peserta didik di sekolah. Terampil berbicara menuntut siswa untuk dapat berkomunikasi dengan siswa lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh Supriyadi (2005:179) bahwa sebagian besar siswa belum lancar berbicara dalam bahasa Indonesia. Siswa yang belum lancar berbicara tersebut dapat disertai dengan sikap siswa yang pasif, malas berbicara, sehingga merasa takut salah dan malu, atau bahkan kurang berminat untuk berlatih berbicara di depan kelas.

Guru harus mampu menumbuhkan minat berbicara para siswa ketika di dalam kelas. Ajaklah mereka untuk mempraktikkan teks pidato, puisi, berdrama, dsb. Sehingga mereka bisa mengalami.  

  • Membaca

Pusat pemerolehan berbagai pengetahuan keterampilan dari menyimak, berbicara, dan menulis ialah membaca. Aktivitas membaca sama halnya dengan pemerolehan, apa yang kita ketahui adalah dari apa yang kita baca.  Stauffer (Petty & Jensen, 1980) menganggap bahwa membaca, merupakan transmisi pikiran dalam kaitannya untuk menyalurkan ide atau gagasan. Selain itu, membaca dapat digunakan untuk membangun konsep, mengembangkan perbendaharaan kata, memberi pengetahuan, menambahkan proses pengayaan pribadi, mengembangkan intelektualitas, membantu mengerti dan memahami problem orang lain, mengembangkan konsep diri dan sebagai suatu kesenangan.

Membaca memiliki pengaruh terhadap perkembangan hidup kita, namun banyaknya koleksi buku bukan berarti ia gemar membaca. Kegemaran membaca akan tampak apabila seseorang mampu mengemukakan berbagai pengetahuan, gagasan, dan ide-ide kreatifnya.

  • Menulis

Tahap keterampilan terakhir ialah menulis. Menulis sebagai pusat pengaplikasian berbagai pengetahuan yang telah didapat dari aktivitas menyimak, membaca, dan berbicara kemudian mengalihkannya ke dalam rangkaian kata dan bahasa yang memiliki makna dan tujuan. Pranoto (2004:9) berpendapat bahwa menulis berarti menuangkan buah pikiran ke dalam bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada orang lain melalui tulisan. Menulis juga dapat diartikan sebagai ungkapan atau ekspresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan.

Orang yang gemar, pandai, dan telah menulis berarti ia telah mencoba mengaktifkan indera yang ada pada dirinya melalui apa yang ia lihat, dengar, rasakan, cium, dan raba kemudian teraplikasikan ke dalam rangkaian kata dan bahasa.

Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, namun menulislah hal yang paling utama. Perbedaan utama antara menulis dan berbicara, yaitu orang yang menulis lebih berani daripada orang yang banyak berbicara tanpa memiliki makna dan tujuan. Orang yang hanya pandai berbicara belum tentu pandai menulis, ia lebih mengandalkan daya orasi daripada literasi.

***

Pemberdayaan keterampilan berbahasa sebenarnya bersumber dari keterampilan membaca dan menulis, setelah itu menyimak dan berbicara akan berkembang. Sebab siapa pun yang mampu membudakan baca dan tulis, maka ia telah memiliki senjata dan sarana dalam membangun peradaban dan tradisi masyarakat yang berilmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun