Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Politik

Manisnya Tuak dan Kecap Partai Politik

9 November 2011   01:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:54 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Segarnya penampilan fisik Partai politik menjelang Pemilu 2014, bagai jamur di musim hujan. Semua merubah penampilan dan juga mempercantik kemasan guna menarik perhatian para calon konstituennya. Begitulah yang selalu dilakukan Partai Politik, merebut perhatian untuk memperoleh dukungan. Jargon politik dijadikan andalan untuk merengkuh Simpatisan, namun sayangnya apa yang dilakukan menjelang pemilu, sangat berbeda dengan setelah Pemilu pun usai. Masih segar dalam ingatan kita Jargon Politik Partai Demokrat, "Katakan Tidak Pada Korupsi," kata-kata ini sangat meyakini kita akan komitmen terhadap pemberantasan Korupsi, tapi pada kenyataannya pada implementasinya, korupsi yang merebak justeru dari partai ini. Ada lagi partai dengan jargon "Partai Wong Cilik," yaitu Partai PDI Perjuangan, pada masa perjuangannya sangat dekat dihati Wong Cilik dengan Jargon Politik ini, tapi sayangnya lagi, setelah Megawati Soekarno Putri berhasil mendapat kesempatan memimpin menjadi Presiden, sekalipun hanya sekedar meneruskan jabatan Presiden Gus Dur yang dilengserkan, partai ini tidak mampu membuktikan keberpihakannya pada Wong Cilik, sehingga pada Pemilu berikutnya kehilangan dukungan dari Wong Cilik. Sekarang bermunculan Partai Politik Baru dengan Jargon-Jargon Politik yang tidak kalah dahsyatnya, apakah masyarakat masih percaya dengan jargon politik yang dijual partai politik ? Sementara sekarang ini tingkat kepercayaan masyarakat sudah sangat menurun pada partai politik, itu semua dikarenakan para politisinya tidak mampu menjaga komitmen politiknya pada rakyatnya. Partai politik hanya menjual Tuak Manis dan Kecap Manis pada Simpatisannya, tapi setelah memperoleh kemenangan, hanya Pil Pahit yang diberikan. Moral berpolitik untuk kepentingan rakyat sudah ditinggalkan, yang ada hanya berpolitik untuk kepentingan meraih kekuasaan, dan meninggalkan amanat rakyat semata untuk melanggengkan kekuasaan. Inilah yang harus diperbaiki oleh Partai Politik, kalau masih ingin meraih simpati dan loyalitas para konstituennya, meraih kemenangan adalah untuk memenangkan perjuangan amanat rakyat yang diwakilkan. Kemenangan dalam Pemilu adalah manifestasi dari kemenagan rakyat sebagai pendukung partai, dan kemenangan perjuangan untuk kepentingan rakyat bukanlah kepentingan partai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun