Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketua MPR "Lebay"

6 Juni 2015   06:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:20 1378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Yang benar aja hanya karena Presiden Jokowi salah menyebutkan tempat kelahiran Bung Karno, dan kesalahan tersebut dianggap sebagai kesalahan yang Tak Termaafkan, memangnya seberapa besar dosa yang sudah dilakukan Presiden Jokowi. Tuhan saja Yang Maha Kuasa lagi Maha Pengampun, masih bisa menerima Taubat Ummatnya, lah ini kita sama-sama manusia dan sama-sama memiliki peluang untuk melakukan kesalahan tidak bisa menerima permintaan maaf.

Apa yang terkandung dalam ucapan Ketua MPR tersebut, apakah karena sekarang sudah merangkap menjadi Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), sehingga bahasa yang dipakai bukan lagi bahasa seorang Negarawan, tapi bahasa seorang politisi yang penuh dengan ambisi, ucapan tersebut bisa saja ditafsirkan secara miring, bahwa karena tak termaafkan maka Presiden Jokowi layak untuk dimakzulka, bukan begitu Pak Zulkifli Hasan.?

Apa yang bapak tahu tentang kelahiran Bung Karno itu sebenarnya, siapa yang paling tahu tentang riwayat kelahiran Bung Karno tersebut, saya pastikan tidak ada sekarang ini, karena memang sejak Orde Baru sampai sekarang tempat kelahiran Bung Karno itu sendiri masih simpang siur, lantas apa kepentingan Bapak selaku ketua MPR mengeluarkan statement seperti itu, kepentingan apa yang tersirat dari ucapan tersebut, jangan Lebay pak Zulkifli Hasan, mencari kesalahan orang lain itu mudah, ada saatnya nanti kesalahan kita pun terbuka secara terang benderang.

Saya malah berpikir, seharusnya sebagai ketua MPR, Pak Zulkifli Hasan ikut mencairkan polemik yang tidak sehat tersebut, bukan malah turut menyulut api untuk membakar menjadi habis, jangan tempatkan posisi bapak sebagai Ketua Umum Partai dalam posisi bapak sedang menjalankan Tugas sebagai Ketua MPR, karena bahasa yang bapak pergunakan akan sangat berbeda saat bicara dalam kapasitas sebagai Ketua Umum Partai, dengan saat bapak sebagai Ketua MPR, jika tidak menyadari akan hal ini maka yang tersirat adalah kepentingan yang bersifat politis.

Dalam situasi yang kurang menguntungkan bagi rakyat sekarang ini, ada baiknya para pejabat negara lebih bisa memelihara hatinya, tahu kapan bersikap sebagai seorang negarawan dan kapan pula harus bersikap sebagai pesuruh Partai, sebagai pesuruh partai boleh saja bersiasat untuk kepentingan partai, tapi dalam kapasitas sebagai pejabat negara, ya harus mampu memperlihatkan kepada rakyat pengabdiannya untuk bangsa dan negara.

Tidaklah elok hanya kesalahan dalam menyebutkan nama tempat kelahiran Bung Karno, Presiden Jokowi disudutkan semua pihak, sementara kesalahan tersebut adalah merupakan warisan kesalahan sejarah yang tidak pernah tuntas diselesaikan, dan kesalahan sejarah adalah tanggung jawab dan kewajiban kita bersama untuk meluruskannya.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun