Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Pertunjukan Politik di Panggung Hukum yang "Tidak Wow"

16 Juni 2019   09:45 Diperbarui: 16 Juni 2019   09:56 896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Facebook Kamal Firdaus
Foto: Facebook Kamal Firdaus

Foto: Facebook Kamal Firdaus
Foto: Facebook Kamal Firdaus

Menurutnya, sidang sengketa hasil Pilpres 2019 di MK sekarang ini terlalu digegap-gempitakan, terlalu dihebohkan oleh media massa, oleh media massa cetak (koran-koran), oleh media elektronik (tivi), lebih-lebih oleh media online (medsos).

Dia kenal betul dengan para pengacara yang berada pada Tim Hukum kedua kubu, baik 01 maupun 02. Bahkan dia pernah menjadi pengacara Deny Indrayana, maupun Bambang Wijayanto, saat keduanya terlibat kasus hukum.

Masih menurut Kamal Firdaus, proses persidangan di MK tersebut lebih terlihat sebagai sebuah pertunjukan politik di panggung hukum, ketimbang peradilan sengketa Pilpres. Tanpa harus menjadi Ahli Nujum atau Paranormal sekalipun, hasil akhir dari persidangan tersebut sudah bisa ditebak.

Sesuatu yang dijanjikan sebagai sebuah kejutan Wau oleh Tim Hukum Prabowo-Sandi, hasilnya dianggap biasa-biasa saja, alias tidak ada yang luar biasa. Tidak melebihi ekspektasi yang diharapkan, hanya bagian dari Narasi politik yang tidak memiliki implikasi apa-apa.

Kamal Firdaus sangat berharap semua pihak bisa legowo nantinya menerima apapun yang menjadi keputusan Hakim MK, karena itulah yang terbaik bagi bangsa ini. Menutup pembicaraannya dia mengatakan,

"Kita justeru akan terkejut dan tercengang bila pasca putusan MK itu nanti muncul lagi pertunjukan-pertunjukan politik baru dan narasi-narasi politik baru yang membuat gegap-gempita politik baru yang mencerminkan ketidak-dewasaan atau kekanak-kanakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam kehidupan berdemokrasi dan berkonstitusi."

Ketidakdewasaan berpolitiklah yang membuat negeri ini penuh dengan gegap gempita politik, sesuatu yang sebetulnya biasa-biasa saja dinarasikan seakan-akan luar biasa, sesuatu yang sebetulnya bisa diterima dengan mudah, menjadi dipersulit hanya karena kepentingan politik.

Padahal rakyat sangat berharap kepada para elit politik, agar mampu membawa bangsa dan negara ini menuju masyarakat yang Sejahtera dengan penuh keberadaban. Tapi ketika elit politik tidak memperlihatkan keberadaban yang baik, maka pupus harapan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun