Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Prabowo dan Kelemahan Spiritualitas

1 Maret 2019   09:08 Diperbarui: 1 Maret 2019   09:19 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Foto : Sindonews.com

Bagi saya seorang pemimpin itu harus memiliki spiritualitas yang kuat, harus memiliki Kecerdasan yang komplit. Kenapa seorang pemimpin harus memiliki spiritualitas yang kuat.? Karena tanpa spiritualitas jiwa dan batinnya kosong, sehingga jiwanya tidak stabil dan mudah emosional.

Saya akan jelaskan terlebih dahulu apa itu spiritualitas, dan apa pengaruhnya terhadap Kepemimpinan. Banyak sekali Pendapat pakar tentang pengertian spiritualitas, yang saya kutip dari Dictio.id,

Burkhardt, dalam McEwen 2004, mendefenisikan spiritualitas adalah prinsip hidup seseorang untuk menemukan makna dan tujuan hidup serta hubungan dan rasa keterikatan dengan sesuatu yang misteri, maha tinggi, Tuhan, atau sesuatu yang universal.

Secara implisit saya memahami bahwa Bukhardt memaknai spiritualitas, seseorang harus memiliki keterikatan hubungan dengan Tuhan, dan itulah yang dinamakan keyakinan dan keimanan, dengan demikian akan membuat seseorang memiliki kesadaran atas tujuan hidup yang hakiki, dan itu akan membuat seseorang memiliki kerendahan hati dihadapan Tuhan.

Dewit-Weaver (dalam McEwen, 2004) mendefinisikan spiritualitas sebagai bagaian dari dalam diri individu (core of individuals) yang tidak terlihat (unseen, invisible) yang berkontribusi terhadap keunikan serta dapat menyatu dengan nilai-nilai transendental (suatu kekuatan yang maha tinggi/high power dengan Tuhan/God) yang memberikan makna, tujuan, dan keterhubungan.

Baik Dewit, maupun Bukhardt, memiliki pemahaman yang hampir sama tentang spiritualitas, yakni tentang kekuatan keyakinan terhadap keberadaan Tuhan, artinya manusia akan memiliki kekuatan jika dia memiliki keyakinan kepada Tuhan.

Nah saya melihat Prabowo tidak memiliki apa yang dinamakan spiritualitas, karena sangat terlihat dari sikap, perbuatan dan ucapannya. Dia dengan mudah meremehkan dan merendahkan orang lain, emosinya tidak stabil, temperamental, juga mudah takabur.

Wajar saja, karena sebagai seorang Sekuler, sangat memungkinkan dia tidak mementingkan hal-hal yang bersifat spiritual, padahal seorang pemimpin itu haruslah dekat kepada hal-hal yang bersifat spiritual, karena spirituallah sesorang akan memiliki spiritualitas, dan Akan menjaga keseimbangan intlektual dan emosionalnya.

Tidak aneh kalau melihat keislaman Prabowo hanya sebatas kemasan, sehingga setiap jumat dia dicemooh, Prabowo jumatan dimana, bahkan mengucapkan hal-hal yang biasa diucapkan seorang Muslim, lidah Prabowo masih sangat kesulitan, bahkan sering keseleo lidah.

Padahal Prabowo adalah Capres yang dipilih berdasarkan Ijtima' Ulama. Entah dasar apa Ulama bersepakat untuk memilih Prabowo sebagai Capres yang merepresentasikan Islam, sementara secara Islami, Prabowo sangatlah tidak memenuhi syari'at Islam, dan kita tahu para pendukungnya adalah kaum Islam militan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun