Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ratna Peluru Terakhir yang Gagal Diledakkan

10 Oktober 2018   06:30 Diperbarui: 10 Oktober 2018   09:22 1222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita harus patut bersyukur Tuhan memberikan Hidayah-Nya lewat Ratna si emak-emak Renta, yang belum tergerus habis akal sehatnya. Emak-emak yang Akan dimanfaatkan keberaniannya untuk menjadi martir pemenuhan syahwat Politik sekelompok orang yang haus Kekuasaan.

Bayangkan lewat skenario penganiyaan Ratna, mereka sudah mempersiapkan ledakan Massa, menggalang kekuatan Massa lewat aksi solideritas yang sudah disiapkan lewat berbagai lintas Organisasi Massa. Begitulah cara mereka ingin merebut sebuah Kekuasaan yang sah, ketika sebuah Kontestasi dianggap jauh dari kemenangan.

Sungguh luar biasa efek daya rusaknya bagi bangsa ini kalau hal itu terjadi. Perpecahan yang tidak pernah kita Kehendak itu terjadi, hanya karena syahwat Kekuasaan sudah menguasai nadi-nadi mereka. Ratna ibarat  peluru terakhir yang gagal diledakkan, karena Ratna menyadari kalau dia hanya dimanfaatkan.

Sudah berapa banyak peluru yang mereka muntahkan, namun tidak satupun yang mengenai sasaran. Begitu mudah mereka menggali Liang dosa hanya karena ingin berkuasa. Dengan skenario Ratna teraniaya, mereka berharap memantik reaksi kebencian terhadap Pemerintahan, tapi mereka lupa, cara-cara seperti itu tidaklah disukai Tuhan.

Lewat Ratna sudah beberapa skenario diciptakan, namun karena memang tidak ada celah kesalahan, akhirnya semua apa yang dikemukakan oleh Ratna terbantahkan. Pada skenario terakhir yang ingin dimainkan oleh Ratna, menjadi peluru terakhir yang gagal diledakkan, malah meledak dikandang mereka sendiri, dan menjadi aib mereka sendiri.

Tidak ada niat jahat yang bisa mudah terealisasi, meskipun dibungkus dengan Agama. Manusia tidak berkuasa atas apapun, manusia tidak akan mampu melebihi Kekuasaan Tuhan. Tidak perlu jadikan Agama sebagai pelampiasan untuk meraih sebuah Kekuasaan. Sebuah Kekuasaan tanpa Ridho-Nya tidak akan dirahmatinya.

Seorang tokoh demontrasi, Hariman Siregar sudah menyiapkan sebuah barisan solideritas, yang didalamnya ada Fadli Zon cs. Egy Sudjana pun sudah menyiapkan barisan solideritas lintas Organisasi. Inilah motor penggerak yang akan menghancurkan kita bersama-sama, hanya demi sebuah Kekuasaan.

Barisan Massa itu sudah dipersiapkan sedemikian rupa, hanya menunggu momentum untuk diledakkan. Sayangnya, Ratna yang disiapkan untuk menjadi Martir, keburu sadar dari bahaya yang akan mengancam perpecahan bangsa ini. Ratna peluru terakhir mereka yang gagal diledakkan. Entah peluru jenis apa lagi yang sedang mereka siapkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun