Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemimpin yang Melayani, Masih Adakah?

22 September 2018   08:28 Diperbarui: 22 September 2018   08:58 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : studenradio.id

Tanggung jawab Pertama seorang pemimpin adalah mendefenisikan kenyataan, tanggung jawab terakhir seorang pemimpin adalah mengucapkan terima kasih, diantara keduanya Pemimpin adalah budak. ~ Max de Pru

Pernyataan de Pru ini mengisyaratkan bahwa memimpin itu adalah melayani. Inilah tradisi memimpin yang sudah hilang sejak jaman Orde Baru, karena pada masa itu pemimpin ditasbihkan sebagai seseorang yang dilayani, bahkan disembah oleh rakyat dan pengikutnya.

Keberadaan rakyat hanyalah sebagai Penonton mereka yang menikmati kemewahan dari sebuah jabatan. Keberadaan rakyat hanyalah pelengkap penderita dari akibat prilaku mereka yang memimpin.

Ketika tradisi itu sudah diubah dijaman kini, banyak yang tidak bisa menerima. Mereka seakan-akan tradisi itu merendahkan martabat penguasa. Mereka lupa kalau Rasulullah Shalallahu'alaihi wa salaam dan para sahabatnya, meng-implementasikan tradisi itu, sebagai bentuk pengejewantahan daulat Kekuasaan itu ada ditangan rakyat bukan pemimpin.

Sangat aneh kalau Kita melihat seorang pemimpin yang tambun, sementara rakyatnya kurus kering Tak bergizi, namum pemimpin tanpa hati bisa menikmati kemewahan diatas penderitaan rakyatnya. Lebih aneh lagi yang mewakili rakyat hidup nya bergelimang kemewahan, sementara rakyat yang diwakilinya hidup penuh kekurangan.

Masih adakah pemimpin yang melayani..? Ada dan banyak. Tradisi ini sedang dihidupkan kembali oleh pemimpin Masa kini. Pemimpin yang menyadari bahwa daulat Kekuasaan itu ada ditangan rakyat.

Pemimpin seperti itulah yang dibutuhkan Negeri ini sekarang ini, bukan pemimpin yang untuk memasang Tali sepatunya saja masih dikerjakan bawahannya, sementara dia dengan jumawa tanpa perasaan menindas.

Kita sangat membutuhkan pemimpin yang melayani, yang dalam keseharian hidupnya terbiasa melayani. Pemimpin yang seperti itu bukanlah pemimpin yang hanya pandai berteriak dari atas mimbar, memerintahkan rakyatnya untuk berbuat, sementara dia cuma berteriak.

Pemimpin yang terbiasa melayani lahir dari sebuah tradisi keluarga yang tahu melayani orang lain. Yang semacam itu tidak Akan ditemukan dalam diri seseorang yang didalam keluarganya biasa dilayani. Karena dia Akan menganggap melayani itu adalah pekerjaan seorang jongos, pekerjaan seorang budak. Padahal kenyataan nya, pemimpin itu adalah budak dari rakyatnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun