Mohon tunggu...
Mhd AjiMiharsa
Mhd AjiMiharsa Mohon Tunggu... Lainnya - Fakultas Syari'ah dan Hukum

Prodi Perbandingan Madzhab

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kesamaan Hak Antara Laki-laki dan Perempuan dalam Islam

13 Agustus 2020   16:34 Diperbarui: 13 Agustus 2020   16:41 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Islam adalah agama kedamaian, agama yang mempunyai aturan hidup yang sangat lengkap buktinya saja, hidup seorang muslim sudah diatur tata caranya dimulai dari bangun tidur sampai tidur kembali agar bisa membawa berkah untuk diri muslim itu sendiri. Sudah sangat banyak penelitian yang mampu menguak dan membongkar khasiat dari contoh pola hidup yang diterapkan oleh sang teladan, sang panutan, seorang makhluk yang harus banyak diduplikati oleh setiap insan yaitu Nabi Muhammad Shalallahu a'laihi wassalam. Oleh karena itu, setiap muslim harus tertanam erat dalam hidup bahwa semua aturan, perundang-undangan atau hukum-hukum yang turun dari Rabbnya mempunyai efek yang bertujuan baik bagi setiap muslim.

Contohnya saja, mengenai kewajiban berjilbab bagi setiap muslimah yang memeluk agama Islam. Di media sosial telah banyak dilakukan eksperimen dengan mengadakan dua objek. Objek pertama, wanita dengan berpakaian yang hanya menutupi alat vitalnya berjalan didepan laki-laki dan mendapatkan pelecehan dari lelaki tersebut. 

Sedangkan objek kedua, seorang perempuan yang memakai pakaian yang sopan, menutupi seluruh auratnya dan menutupi lekuk tubuhnya, mendapatkan perlakuan yang sopan dari laki-laki yang sama pula. Sungguh, siapa sebenarnya yang patut disalahkan? Apakah perempuan yang berpakian sexy atau laki-laki yang tak bisa menahan gejolak? Tentu saja perempuan yang berpakaian sexy, karena sesungguhnya laki-laki sangat lemah terhadap pandangannya. 

Musabab itulah Allah turunkan perintah melalui Jibril dan Nabi Muhammad menjadi perantara atas semua hukum yang ada untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia, salah satunya tentang berhijab atau berpakain sesuai syariat.

Tidak terkecuali juga mengenai persamaan hak laki-laki dan perempuan di dalam Islam yang sangat adil diatur oleh hukum Allah. Sangat berbeda dengan hukum manusia yang dikenal istilah 'tumpul ke atas runcing ke bawah'. Siapa yang mengenal pepatah tersebut? Tapi dalam penerapannya itu bagaikan menjadi sumber pijakan dalam berhukum negara bukan menjadi sindiran yang harus diperbaiki.

Agama Islam sangat menjaga yang namanya hak dan kehormatan diri. Dan agama Islam datang juga untuk memelihara kehormatan (salah satunya). Oleh sebabnya banyak manusia yang menjadi budak atau merdeka pada zaman jahiliyyah yang teraniaya yang masuk Islam, karena Islam memelihara kehormatan mereka. Tidak ada yang membedakan halus kasarnya setiap manusia di depan sang Rabb kecuali amal ibadahnya. Kulit, ras, suku, negara, miskin atau kaya pun tak mampu membeli dari sedikitnya keringanan azab di neraka ketika seorang hamba mendapatkan siksa-Nya.

Dewasa ini, banyak orang yang salah kaprah terhadap kesamaan hak. Sekarang justru hanya orang yang berpengetahuan luas yang mampu membedakannya. Ya. Orang berpengetahuan luas, bukan orang yang berpendidikan dan lugas. Mengapa demikian?. Karena zaman modernisasi ini, pendidikan tinggi dan lugasnya ia berbicara tak menjadi tonggak penting untuk mendasari orang tersebut berpengetahuan luas. 

Mengenai hak saja mereka masih bisa berkata bahwa agama Islam merupakan agama yang mengintermidasi hak kaum perempuan, kata mereka 'agama Islam melarang perempuan untuk berkarir','agama Islam menjadikan perempuan hanya vakum di rumah saja', 'perempuan tak bisa menjadi tokoh yang mampu memberi peradaban','perempuan tak bisa menjadi pemimpin', dan paling acap mulut mereka ketika berbicara, 'laki-laki saja bisa poligami lalu mengapa perempuan tak bisa poliandri?'. 

Sungguh itu semua anggapan yang sangat buruk dan bahkan menjadi sampah di mata orang yang bisa mendalami hikmah dibalik hukum-hukumnya Allah. $ juga kebutuhan mereka akan sama?. Apa mungkin juga kasih sayang yang tercurahkan sama rata?. Tentu saja tidak. Namun apakah itu hal yang adil? Tentu saja iya. Karena semuanya adalah dalam kadarnya masing-masing. Begitupun dengan hak yang Allah berikan. Musababnya penulis berkata bahwa, belum tentu orang yang berpendidikan tinggi lebih mengerti mengenai hak dari pada orang yang tidak berpendidikan tinggi. 

Eloknya mereka yang lulusan luar negeri itu katanya, harus membuka dan menelaah kembali apa makna dari 'hak'.

Sungguh, peradaban yang semakin maju membuat orang semakin maju pula berfikir, sampai ada istilah Islam Liberal, Islam Sekular, dan jenis-jenis lainnya yang mereka kaitkan dengan Islam. Dan sungguh itu semua bukan Islam. Islam ya Islam. Tidak ada embel-embel di belakangnya. Apakah kita semua tidak berfikir, pernahkah kita mendengar Budha Sekular? Hindu Liberal? tentu saja tidak pernah. Namun kenapa Islam sangat banyak embel-embel yang datang kepadanya?. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun