Mohon tunggu...
Ajie Buhron
Ajie Buhron Mohon Tunggu... -

Seorang yang telah lulus jurusan Hukum Internasional, yang menyukai hal-hal berkenaan dengan perkembangan dunia militer dan hubungan internasional, penikmat "video games", pecinta "super car", kini baru mendapatkan gelar "master" dalam bidang "International Law and Law of International Organization" dari salah satu Universitas Negeri di Belanda.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

F-16 Bekas Bukan Berarti Rongsokan!

18 Juli 2011   09:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:35 3796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12893183501897841421

[caption id="attachment_74407" align="aligncenter" width="300" caption="F-16 C/D, gambar di unduh melalui google"][/caption]

Sekilas F-16

Di awali dari pemikiran bahwa harga satu pesawat tempur modern harganya akan setara dengan harga keseluruhan  satu wing pesawat tempur era Perang Dunia ke II, hal tersebut menyebabkan penentu kebijakan akan  menghadapi permasalahan klasik,yakni memilih antara kualitas dan kuatitas. Apabila memilih kualitas, tentu pesawat tersebut akan memiliki kemampuan yang superior apabila bertarung satu lawan satu, namun akan kalah apabila melawan musuh yang jumlahnya superior. Di sisi lain apabila memilih kuantitas, maka pesawat tersebut dapat dibuat menjadi armada yang besar sehingga menimbulkan daya tangkal, namun dengan demikian tentu dibutuhkan biaya perawatan yang besar, jumlah penerbang yang bnayak, hal tersebut mungkin tidak terlalu bermasalah pada kondisi perang, namun dalam kondisi damai, mempertahankan armada yang begitu masif akan berbentuan dengan anggaran pertahanan.

Solusinya adalah gabungkan keduanya ! Ambil kemampuan yang dibutuhkan dari pesawat tempur yang lebih mutakhir, masukan pada airframe pesawat low cost production,  begitulah resep yang dilakukan oleh General Dynamics. Akhirnya 20 Januari 1974 prototip F-16 terbang perdana, dikuti prototip F-16B (versi dua kursi) yang kemudian terbang tahun 1977.

Sementara itu di Eropa dalam kondisi perang dingin, ditambah adanya kebutuhan untuk menganti armada F-104 yang telah menua, beberapa negara NATO melakukan riset untuk mencari pengganti dari pesawat tersebut, sehingga tetap bisa menandingi kemampuan yang dimilik angkatan udara Blok Komunis. karena adanya batasan anggaran, maka akhirnya diputuskan akan lebih ekonomis apabila semua negara membeli satu jenis pesawat saja, sehingga dapat menurunkan biaya riset dan pengembangan, dan setelah berbagai pertimbangan F-16 terpilih sebagai pemenang. Akhirnya munculah suatu perjajian yang unik pada masa itu. Bahwa F-16 selain digunakan dan diproduksi oleh Amerika Serikat akan juga digunakan dan diproduksi oleh Negara-negara Nato, suatu konsep yang sama digunakan untuk memproduksi JSF F-35 puluhan tahun kemudian.

Dengan demikian F-16 akan diproduksi 55 sub kontraktor besar, didukung 4000 firma yang lebih kecil, namun produksinya tidak hanya sebatas di Amerika Serikat, melalui perjanjian antara lima negara termasuk Belgia, Denmark, Belanda, Norwegia, Dan Amerika Serikat yang ditanda tangani pada tahun 1975, F-16 juga turut diproduksi dan di operasikan oleh Negara-Negara Eropa.

Tahun 1981 menjadi tahun pembuktian F-16 A/B di medan tempur, Angkatan Bersenjata yang pertama kali menggunakannya adalah Angkatan Udara Israel. Delapan puluh menit setelah lepas landas, F-16 milik Au Israel mengantarkan munisinya menuju kuba-kubah reaktor nuklir milik Irak, ratusan sistem persenjataan milik Irak tak mampu mendeteksi ataupun menjatuhkan sang penyerang, begitu juga 450 Pesawat tempur yang dimiliki  Irak, tidak ada satu pun yang bisa membendung agresi f-16 milik AU Israel.

Hingga kini, F-16 telah berlaga berbagai di medan tempur, dari medan tempur di Timur Tengah hingga pegunungan bersalju di kawasa Balkan. Selain itu berbagai negara masih menjadikan F-16 sebagai tulang punggung Angkatan Udaranya, bahkan termasuk Amerika Serikat.

Varian F-16

Seperti mesin perang lainnya, F-16 terdiri dari berbagai varian, dengan kemampuan dan konfigurasi mesin, avionik, hingga persenjataan yang berbeda, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya.  Dimulai dari seri A/B dengan versi block 1/15/15OCU/MLU, kemudian seri C/D dengan versi Block 25/30/32/40/50/52/50D/52+, serta yang termutakhir F-16 E/F Block 60.

Perbedaan paling mencolok adalah pada F-16 E/F Block 60. Pesawat tersebut dimiliki oleh Angkatan Udara Uni Emirat Arab, pada pesawat rangka tersebut  telah dirombak agar dapat dilengkapi dengan CFT (conformal fuel tank) yakni tangki bahan bakar yang dibuat menempel di punggung pesawat, sehingga tidak digantung di sayap, selain itu juga pesawat tersebut ditenagai oleh mesin General Electric F110-GE-132, dan juga telah dilengkapi dengan avionik yang setara dengan F-22 Raptor, sehingga memiliki keunggulan dalam membawa pesenjataan, dan kemampuan bertempur yang lebih baik dibandingkan F-15E Strike Eagle maupun F-18 E/F Super Hornet.

Versi lainnya yang tak kalah mutakhir adalah F-16I Sufa, versi ini adalah F-16 Block 52+ yang diupgrade menggunakan avionik buatan Israel, dengan demikian F-16 ini dapat membawa berbagai macam senjata terbaru yang dimiliki oleh Angkatan Bersenjata Israel

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun