Mohon tunggu...
Aji NajiullahThaib
Aji NajiullahThaib Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Seni

Hanya seorang kakek yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menolak Eks ISIS Bukan Berarti Islamfobia

10 Februari 2020   08:16 Diperbarui: 10 Februari 2020   08:24 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Komisioner Komnas HAM Choirul Anam dengan yakin menyebutkan, Indonesia siap menerima kedatangan eks ISIS, karena Indonesia tidak Islamfobia. Sebetulnya tidak ada relevansinya kalaupun menolak pulangkan eks ISIS dengan islamfobia.

Pernyataan Anam mengaitkan dengan Islamfobia itu menyesatkan, ISIS sendiri tidak merepresentasikan Islam secara utuh. Bagaimana kita mau mengatakan ISIS itu Islam? Perilaku bar-bar dan tidak beradab anggotanya, yang tidak mencerminkan perilaku yang Islami.

Yang menghalalkan pembunuhan tanpa perikemanusiaan, menghalalkan pemerkosaan semata untuk pemenuhan syahwat kebinatangan, tanpa pernah berpikir akibat dari perbuatannya, apakah perilaku seperti itu adalah Islami?

Saya menduga pernyataan Anam tersebut adalah bentuk dari agitasi dan provokasi, agar siapa pun nantinya yang menolak pemulangan eks ISIS, adalah orang-orang yang Islamfobia.

Komnas HAM bisa mencari argumentasi lain yang lebih pas, sesuai dengan kapasitasnya, ketimbang mengaitkan penolakan pemulangan itu dengan stempel Islamfobia. Lebih baik mengangkat isu kemanusiaan daripada isu Islamfobia.

Ngawur dan kurang kerjaan, kalau menolak pulangkan eks ISIS dicap sebagai Islamfobia. Di Indonesia memang tidak ada yang Islamfobia, isu Islamfobia itu selama ini hanya disuarakan oleh sekelompok orang yang merasa paling islami sendiri di Republik ini, untuk mendiskreditkan kelompok lain, agar bisa menangguk kebencian.

Wacana menolak pulangkan eks ISIS itu lebih kepada karena penghianatan mereka, yang sudah bergabung dengan ISIS, dan menanggalkan kewarganegaraannya secara simbolis, lewat pembakaran passport, dan atribut keindonesiaan yang mereka miliki.

Kalaupun stigma negatif terhadap eks ISIS tersebut, lebih kepada perilaku dan perbuatan mereka yang tidak berperikemanusiaan dan anti Pancasila, yang menganggap pemerintah Indonesia sebagai thogut.

Memang Anam tidak menyebutkan secara langsung bahwa yang menolak pemulangan eks ISIS sebagai Islamfobia, dan dia mengakui kalau di Indonesia tidak ada Islamfobia, dan Indonesia berbeda dibandingkan dengan negara lain, tapi dengan menggunakan diksi Islamfobia tersebut, bisa saja nantinya setiap yang menolak akan dicap Islamfobia.

Ucapan Anam merujuk kepada wacana pemulangan 600 warga negara Indonesia (WNI) eks ISIS yang terus menuai pro dan kontra.

Anam mengatakan alasan lebih siapnya Indonesia karena tak memiliki Islamofobia atau fobia terhadap Islam yang cenderung dimiliki negara-negara Eropa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun