Mohon tunggu...
Aji NajiullahThaib
Aji NajiullahThaib Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Seni

Hanya seorang kakek yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sukses Tanpa Pendidikan Memadai

4 Desember 2019   09:45 Diperbarui: 5 Desember 2019   00:06 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita sukses setiap orang dilatari berbagai cara, namun tidak bisa dipisahkan dari ikhtiar dan kerja keras, dengan berbagai tantangan yang dihadapi. Sukses bukanlah karena faktor keberuntungan, bukanlah sesuatu yang bisa dicapai tanpa campur tangan Tuhan. Kalau ada yang mengatakan bisa sukses tanpa campur tangan Tuhan, itu takabur namanya.

Dalam tulisan ini penulis ingin cerita tentang kesuksesan yang dicapai sahabat penulis, Harkopo Lie, yang menurut penulis dibagikan disini, karena pencapaiannya terbilang unik dan menarik. Hidup di tengah Keluarga yang tergolong mampu untuk menyekolahkannya, namun dia memilih jalan hidup cukup sekolah sampai Sekolah Dasar atau SD.

Saat penulis menemui Harkopo Lie di Cikindo Art Gallery Paring/ foto: doc. Harkopo lie
Saat penulis menemui Harkopo Lie di Cikindo Art Gallery Paring/ foto: doc. Harkopo lie

Penulis tidak menceritakan secara runtun disini, karena terlalu panjang kalau untuk diceritakan seluruhnya. Harkopo cuma sekolah sampai tamat SD, selebihnya dia berdagang apa saja mengikuti nalurinya, dan semua apa yang dijalankan didukung oleh keluarga. Lahir dari keluarga etnis Tionghoa, maka naluri dagang Harkopo bukanlah sesuatu yang aneh.

Dia juga memiliki kemampuan menggambar yang cukup lumayan, anugerah bakat tersebut terus di asahnya. Sebagai Keluarga yang memiliki bisnis bioskop di Jambi, Harkopo terbilang beruntung, namun dia tidak ingin bergantung dengan semua kemapanan tersebut. Sering Harkopo menggambarkan keinginan masa depannya dalam hasil coretan tangannya.

Merasa cuma tamat SD, Harkopo berpikir perlu memiliki sebuah keahlian yang bisa menghidupinya. Dia pun kursus elektronik, karena dia berpikir dalam bisnis bioskop keluarganya tidak terlepas dari elektronik. Dengan keahlian yang dimilikinya, dia bekerja di bioskop keluarganya untuk mengurusi berbagai peralatan elektronik yang ada di bioskop.

Di samping itu, dia juga Ikut melukis poster film untuk Bioskop keluarganya, disinilah naluri kesenimanannya terus diasah. Kadang terpikirkan olehnya untuk merekam ulang secara ilegal film-film yang ditayangkan. Berangkat dari situ akhirnya membuka toko kaset dan video. 

Foto: doc. Harkopo lie
Foto: doc. Harkopo lie

Tidak puas hanya bekerja di bioskop, dengan uang yang dia miliki hasil kerja dibioskop, dia buka usaha tokoh kaset dan video. Usaha ini terbilang sukses untuk ukuran anak muda seusianya saat itu. Lalu dia juga jual video film yang hampir kesemuanya hasil reproduksi dari film bioskopnya. Usaha ini sukses luar biasa, dia sampai ekspansi usaha keberbagai daerah di Jambi.

Suatu saat dia sadar kalau usahanya tersebut Ilegal, dan tidak baik untuk diteruskan. Harkopo ikut bekerja di toko Cat milik tantenya. Dari sini dia belajar banyak dengan tantenya, disamping juga memanfaatkan cat-cat yang  ada untuk mengembangkan terus bakat melukisnya.

Foto: doc. Harkopo lie
Foto: doc. Harkopo lie

Selepas bekerja dengan tantenya, Harkopo banting setir untuk usaha furniture, dengan tidak tanggung-tanggung. Dengan semangat usaha yang besar, dan modal seadanya, tapi kejujuran dijadikannya modal untuk meraih kepercayaan orang lain. Dia mendirikan pabrik furniture Cipta Karya Indonesia (Cikindo), didaerah Parung, usaha tersebut membuatnya sukses secara ekonomi.

Foto: doc. Harkopo lie
Foto: doc. Harkopo lie
Inilah salah satu impian yang pernah dia goreskan saat bekerja di Toko Cat tantenya. Impian itu dia gambarkan dalam bentuk logo usaha yang akan dia jalankan. Impian itu terwujud, bahkan nama Cikindo itu bisa dia realisasikan sesuai dengan impiannya. 

Disamping itu, dia juga buka Toko Cat dibilangan Ciputat, hasil dari pengalaman bekerja di Toko cat milik tantenya. Dia memiliki isteri dan anak, dia memiliki usaha yang sangat memadai, mendirikan Sekolah Stella Maris di Jambi, sambil mengurus Tempoa Jelutung, yang terdiri dari Tempoa Inn, Tempoa Teras, Tempoa Art Gallery, Museum Bioskop Jambi, dan beberapa usaha lain yang terintegrasi di Tempoa Jelutung.

Saat Paneran lukisan Jumputan di Tempos Art gallery yang diliput KompasTV. 


Dalam proses pencapaian tersebut, Harkopo juga mengalami berbagai rintangan, tapi semua rintangan itu dia atasi dengan semangat dan kerja keras. Meskipun hanya tamat SD, namun dia tidak minder dengan pendidikan yang dimilikinya. Dia ingat dengan Pesan ayahnya, kalau mau menjadi seniman, perkuat dulu ekonomi. Itulah yang memacu semangatnya untuk berbisnis.

Dalam bisnis, Harkopo banyak belajar dari Almarhum Ciputra. Kebetulan kakaknya punya relasi bisnis dengan Pak Ci, dari situlah awalnya dia sering ketemu dengan pak Ci, dan belajar dari berbagai pengalaman yang dimiliki Pak Ci. Harkopo menganggap Pak Ci sebagai mentornya

Foto: doc. Harkopo lie
Foto: doc. Harkopo lie

Setelah semua dicapai, sekarang dia begitu aktif berkesenian, terutama menghimpun para seniman di gallery yang dimilikinya, seperti di Tempoa Art Gallery di Jambi, dan Cikindo Art Gallery di Parung, Bogor, Jawa Barat.

Di Cikindo Art Gallery, disamping ada sanggar Lukis untuk para seniman pelukis poster yang dihimpunnya, dia juga mendirikan cafe dan gedung multifungsi,  yang disewakan untuk berbagai kegiatan. Dan itu sifatnya semi komersil, dia tidak mematok harga secara profesional.

Sekarang usaha furniture sudah di pegang oleh anak laki-lakinya yang sulung, satu anak perempuannya sedang menempuh pendidikan dibidang komunikasi di luar negeri. Harkopo saat ini menikmati masa tuanya dengan berkesenian,  dan menghimpun seniman.

Foto: doc. Harkopo lie
Foto: doc. Harkopo lie

Di Cikindo Art gallery Parung, para pelukis yang dihimpunnya tinggal datang bawa badan, karena semua fasilitas untuk melukis,  seperti cat dan kanvas sudah disediakan. Selesai melukis, para seniman tersebut bisa pulang bawa uang sesuai dengan kesepakatan dengannya.

Foto: doc. Harkopo lie
Foto: doc. Harkopo lie

Lukisan-lukisan karya para seniman itu di pajang di Gallery Furniturenya, serial pembeli furniture, akan dikasih bonus lukisan yang ada di gallery furniture. Begitulah cara dia membantu para seniman,  dan menghidupi gairah kesenimanan para pelukis poster film seangkatannya.

Itulah sekelumit dari Inspirasi perjalanan hidup Harkopo sahabat yang saya kenal. Cerita diatas hanyalah sepintas dari apa yang saya tangkap dalam pembicaraan kami tempo Hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun