Mohon tunggu...
Aji Prasanto
Aji Prasanto Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Kerja

-

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

[Coretan Ramadhan 05] Menumbuhkan Kesadaran Beragama dengan Akal Sehat

27 Maret 2023   21:26 Diperbarui: 27 Maret 2023   21:38 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cahaya Ramadhan, (pexels.com/ Oleksandr Pidvalnyi)

Akal, anugrah dari Sang Pencipta yang menjadikan manusia menjadi bermartabat. Namun dengan garis bawah, bilamana akal tersebut digunakan selaras dengan kehendak dari Sang Ilahi. Bukan akal/ pikiran yang tercipta dari sebentuk nafsu manusia yang cenderung mengantarkan kepada sesuatu yang "akal-akalan" dengan tujuan untuk membenarkan dirinya sendiri dan menyalahkan orang lain (umc.ac.id).

Isu tentang kesadaran beragama dengan akal sehat masih menjadi isu yang menarik untuk dibahas, yang mana jika kita sedikit mundur ke belakang kita masih ingat adanya perseteruan antara pesulap merah dan juga gus samsudin. Kemudian bermunculannya para dukun-dukun yang menyertakan bumbu-bumbu agama di dalamnya. Banyak pro kontra, ramai menjadi perbincangan di masyarakat maya maupun nyata kita.

Tentunya ini menjadi suatu tantangan tersendiri baik bagi para ulama dan ahli agama di Indonesia juga masyarakat awam pada umumnya, yang mana tipu muslihat seseorang demi menguntungkan dirinya sendiri dengan menggunakan agama, masih menghantui masyarakat kita. Tak lupa pula, oknum petinggi sebuah pesantren yang menyalahgunakan kekuasaannya untuk memuaskan hasrat birahinya...

Dari beberapa isu di atas tentunya kita perlu menumbuhkan kesadaran kita dalam beragama, yaitu beragama dibarengi dengan logika atau kita sebut "akal sehat". Alm. Prof. Dr. Azyumardi Azra seorang cendekiawan muslim di Indonesia dikutip dari dw.com menyebutkan bahwa "pentingnya untuk tetap berlogika dalam beragama, agar tidak mudah mengikuti arus dan dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab".

Alm. Prof. Dr. Azyumardi Azra, cendekiawan muslim (KOMPAS/Kristianto Purnomo)
Alm. Prof. Dr. Azyumardi Azra, cendekiawan muslim (KOMPAS/Kristianto Purnomo)

Begitu pula mantan menag Fachrul Razi, dikutip dalam kemenag.go.id menyebutkan bahwa "Allah SWT berulang kali menyebutkan, 'apakah kamu tidak berpikir' dalam Al-Qur'an. Ini artinya, dalam beragama kita harus senantiasa menggunakan akal sehat".

Beragama tanpa dibarengi dengan logika atau akal sehat akan sangat mudah membujuk kita untuk terjun kedalam kesesatan, seperti halnya: menjadi fanatik, mudah mengikuti "tren" atau ikut-ikutan agar terlihat agamis, serta mudah tertipu baik dalam materil juga immateriil.

Hakikat agama disebutkan dalam uinjkt.ac.id yaitu "seperti musik: mengayomi, menyelimuti, dan mencerahkan. Sehingga orang beragama adalah orang yang merasakan keindahan, ketentraman, kedamaian, dan ketercerahan".

Begitupun dalam kita beribadah baik wajib maupun sunah, akan tidak "menyenangkan" bilamana tidak dibarengi dengan kesadaran akan makna dan tujuan dari kita beribadah. "Kesadaran beragama dengan akal sehat akan mengantarkan kita kepada keadaban dan peradaban, bukan kejumudan, kemunduran, dan ketertinggalan," (uinjkt.ac.id).

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun