Seksualitas tentunya merupakan suatu kebutuhan pribadi di setiap manusia entah dalam bentuk, orientasi, atau apapun itu istilahnya (kita kesampingkan dulu hal yang normatif) adalah suatu bentuk pilihan, mungkin menjadi gaya hidup, serta alamiah. Tentunya hal yang mengkhawatirkan adalah saat terjadi hal yang tidak menyenangkan, menjadikan kerugian pada pihak lain, serta masalah-masalah negatif lainnya.
Oke, masalah perilaku seksual bukanlah tema utama, di sini kita akan membicarakan mengenai masalah tentang "sepinya seksualitas di masyarakat".Â
Menurut saya, hal ini menarik untuk dibicarakan, walaupun masih banyak di kalangan kita yang memiliki momongan di bawah standar hidup, usia minimal, serta minim pemahaman. Banyak pula ketidakharmonisan dalam hubungan rumah tangga, tidak mampu memfasilitasi kebutuhan sang buah hati/pasangan, serta kasus menyerah di tengah jalan.
Secara normatif, pastinya kita akan mengatakan kebahagiaan hidup di dunia ini adalah memiliki pasangan serta buah hati di dalamnya, yang akan meramaikan suasana dalam kehidupan kita.Â
Secara mata telanjang, melihat sesuatu seperti itu tentunya sah-sah saja. Namun kita tak tahu proses mempertahankan hubungan tersebut di dalamnya, tentunya dibutuhkan suatu; pengorbanan, perjuangan, serta tantangan-tantangan yang harus dihadapi.
Data yang valid tentunya, banyak para ahli mengungkapkan bahwa kehidupan seorang manusia adalah suatu kehidupan yang kompleks (rumit), oleh karena itu kita tidak dapat secara sederhana menyimpulkan setiap kejadian atau peristiwa yang dialami dalam setiap kehidupan manusia tanpa melihat faktor-faktor lain di dalamnya.
Hubungan Resesi Seks dengan Ekonomi
Ekonomi atau ilmu ekonomi, secara sederhana dapat kita jelaskan merupakan suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang pemenuhan kebutuhan hidup di masyarakat.