Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Administrasi - Mamanya Toby & Orlee

Pekerja yang nggak punya kerjaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

BBM Naik? Ngangkot Aja Yuk!

15 Maret 2012   04:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:02 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1331784382943515060

[caption id="attachment_166248" align="aligncenter" width="300" caption="http://diliputnews.com/azwar-abubakar-bbm-memang-harus-naik.html"] [/caption]

Mencari uang tentu tak semudah membalikkan telapak tangan. Segala macam cara dilakukan untuk memperolehnya. Saat memutuskan untuk mengisi satu lowongan pekerjaan biasanya para pencari kerja akan melihat dulu lokasi kantornya. Biasanya mereka akan memilih lokasi tempat kerja yang dekat dengan domisilinya saat ini. Pihak perusahaan pun saat ini memberikan persyaratan domisili bagi mereka yang hendak melamar pekerjaan. Dengan alasan untuk mengefisiensikan waktu.

Namun bagaimana dengan mereka yang harus bekerja dengan jarak antara tempat tinggal dan kantor cukup jauh?

Untuk beberapa orang, mereka akan memilih pindah tempat tinggal yang dekat dengan tempatnya bekerja walaupun hanya untuk sementara. Namun ada juga yang tetap memilih  menjadi komuter dengan pulang – pergi setiap harinya. Dengan bermacam alasan yang melatarbelakangi.

Saya mengalami hal tersebut sendiri. Pada pertengahan tahun 2005 saya bekerja menjadi customer service di sebuah mall di Cikarang. Setiap hari saya harus pulang pergi Rawamangun – Cikarang karena saat itu orangtua saya tidak mengizinkan saya untuk kos di wilayah Cikarang. Saya menggunakan kendaraan umum “helep” setiap hari. Kendaraan seukuran mini bus itu mampu memuat 12 – 14 penumpang. Namun tetap saja yang namanya menggunakan fasilitas umum kita tidak selalu mendapatkan pelayanan yang baik. Terkadang sopirnya ugal – ugalan, mendapati penumpang lain yang di tengah ketenangan dalam helep, ia menerima telepon dengan nada yang cukup keras, atau kemungkinan terparah adalah helep yang mendadak mogok, ban bocor dan kerusakan lain saat di tengah perjalanan. Saya naik help jurusan UKI - Cikarang setelah itu baru disambung dengan naik angkutan umum lain hingga lokasi tempat kerja saya. Begitupula saat pulang. Helep yang saya naiki akan melalui tol Bekasi. Bisa dibayangkan jika Helep tersebut mengalami gangguan di tengah tol. Jika kita naik angkot yang tidak lewat tol biasanya dengan mudah mencari angkot lain sebagai pengganti, namun jika terjadi ditengah tol tak ada pilihan lagi selain menunggu hingga helep tersebut selesai diperbaiki.

Helep biasanya ber-AC dan kendaraan itu baru akan bergerak setelah full penumpang. Biasanya para pengguna helep memanfaatkan waktu selama perjalanan untuk tidur, karena untuk mereka yang masuk pagi, harus bangun lebih pagi agar tidak kesiangan sampai di kantor. Dan jam istirahatnya otomatis tidak pernah cukup. Ada juga yang memilih mendengarkan musik dari ponselnya. Ada pula untuk beberapa orang yang hobi ngobrol waktu selama di dalam helep dipakai untuk membahas sesuatu yang mungkin memang sedang marak diperbincangkan.

Namun lepas dari itu semua, penggunaan helep atau kendaraan umum lainnya  juga memiliki nilai plus jika dibandingkan dengan menggunakan kendaraan pribadi.

Coba bayangkan jika kita harus naik kendaraan pribadi, bermain dengan kemacetan di jam berangkat dan pulang setiap harinya. Berapa puluh atau bahkan ratusan ribu rupiah yang harus kita keluarkan untuk biaya BBM? Apakah sudah balance dengan pendapatan kita? Jangan sampai kita harus nombok untuk perkara BBM. Pihak perusahaan kadang tidak mau ambil pusing dan biasanya menyarankan kita untuk pindah tempat tinggal seperti kos atau menyewa rumah di dekat perusahaan. Keuntungan lainnya yaitu memperkecil pencemaran polusi. Dalam 1 kendaraan umum bisa mengangkut belasan kepala. Tapi untuk kendaraan pribadi saja (mobil) biasanya 1 orang membawa 1 buah kendaraan.  Dan yang paling manjur dapat mengurangi angka kemacetan lalu lintas. 5 mobil bisa digabung menjadi 1 dengan tujuan yang sama. Otomatis angka kemacetan bisa berkurang kan?

Jadi saran saya, jika tidak terlalu butuh tampil parlente, ada baiknya kita memilih angkutan umum sebagai moda menuju atau pulang kantor. Jika membahas unsur keselamatan tanpa naik angkot pun kita bisa mengalami insiden. Namun jika dilihat dari beberapa keuntungan lain dalam penggunaan angkutan umum, ada baiknya kita coba mulai sekarang. BBM yang sebentar lagi akan mengalami kenaikan harga jangan sampai menyedot gaji pokok kita yang seharusnya bisa dipergunakan untuk membeli kebutuhan lain yang lebih penting.

Salam Sayangku

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun