Setiap manusia tentu memiliki model dan gaya hidup masing-masing. Hal ini tentu bukanlah sesuatu yang asing dalam pandangan masyarakat secara holistik. Pada dasarnya, terdapat beberapa faktor yang memengaruhi tingkah laku seseorang. Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme, baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Secara garis besar, bentuk perilaku ada dua macam, yaitu perilaku pasif dan aktif. Pertama, perilaku pasif merupakan perilaku yang sifatnya masih tertutup dalam diri individu dan tidak dapat diamati secara langsung.Â
Perilaku ini sebatas pada sikap yang belum menunjukkan adanya tindakan nyata. Kedua, perilaku aktif merupakan perilaku yang sifatnya terbuka, sehingga dapat diamati secara langsung berupa tindakan yang nyata. Selaras dengan hal tersebut, tentu terdapat suatu pencapaian dan dampak dari masing-masing jenis perilaku. Salah satu contoh yang banyak dijumpai pada masa kini di kalangan masyarakat adalah overthinking yang berdampak pada kemunculan rasa stres pada individu. Kategori dari perilaku tersebut mungkin tidak bisa digeneralisir pada semua orang, namun kebanyanyakan memang termasuk dalam jenis perilaku aktif.
Keberadaan berbagai variasi dari bentuk perilaku di kalangan masyarakat tentu dapat dikategorikan dalam hal sikap yang baik ataupun buruk. Hal ini juga dapat memberikan pengaruh terhadap pola hidup seseorang dalam jangka waktu singkat maupun lama.
Salah satu contoh yang relevan dengan esensi tersebut adalah perilaku stres yang berkepanjangan sebagai dampak dari adanya kecemasan ataupun gangguan psikologis lainnya. Stres juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan internal dan eksternal seseorang. Kondisi psikis seseorang pada masa stres juga sangat berpengaruh pada pola hidup sehat, diantaranya adalah pola makan dan tidur yang tidak teratur, timbul rasa malas untuk berolahraga, mengurung diri tanpa nutrisi, self harm, serta beberapa kegiatan merugikan lain yang berdampak buruk pada kehidupan.Â
Memperbaiki Mood Tak Harus Korbankan Kesehatan
Dengan adanya ketidaksesuaian pola hidup sebagaimana mestinya tentu memberikan dampak negatif bagi seseorang, terutama dalam pemenuhan gizi seimbang. Seseorang yang mengalami stres memiliki kemungkinan kecil untuk mementingkan hal tersebut, malah lebih parah lagi tidak sedikit yang bahkan memilih untuk tidak makan dan berdiam diri meratapi kehidupan. Hal tersebut pasti menuai berbagai pandangan kesehatan, salah satunya adalah bidang gizi. Banyak model pelarian stres seseorang pada makanan, seperti nafsu makan bertambah atau bahkan berkurang secara drastis.Â
Seseorang yang berada pada masa itu mayoritas tidak memedulikan kandungan gizi pada makanan yang dikonsumsi. Kondisi tersebut sangat berdampak pada peningkatan masalah kesehatan di lingkungan masyarakat. Banyak jenis penyakit yang kerap diderita akibat peningkatan kadar stres dalam tubuh seseorang, diantaranya adalah obesitas atau kegemukan, diabetes melitus, hipertensi, sesak napas, dan beberapa jenis penyakit lainnya. Contoh tersebut menjadi salah satu pandangan yang dapat dijadikan motivasi hidup serta pengingat untuk menjalani kehidupan yang lebih sehat dan mengurangi kadar stres.
Kondisi stres seseorang juga berdampak negatif pada kesehatan lingkungan. Hal ini dapat diamati pada masalah banyaknya sampah plastik yang berserakan. Keadaan tersebut timbul karena kebanyakan orang merasa membutuhkan banyak asupan untuk menaikkan mood melalui peningkatan daya konsumtif yang dimiliki.Â
Faktor lain yang memengaruhi adalah kurangnya rasa peduli terhadap lingkungan dan hanya mementingkan kondisi pribadi. Di samping itu, banyaknya sampah makanan juga dapat menjadi salah satu cerminan masalah lingkungan di kalangan masyarakat. Hal semacam ini terjadi karena adanya penurunan nafsu makan seseorang, sehingga hasil masakan yang telah tersedia terbuang sia-sia. Namun, keadaan stres masih bisa dicegah dan dilakukan perawatan intensif bagi kalangan yang membutuhkan tenaga profesional.